MENGUNGKAP MA'NA AL-QUR'AN

18‏/02‏/2011 ·

Segala puji hanya bagi Allah swt yang telah menciptakan langit dan bumi beserta isi-isinya tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali diriNya, dialah maha sempurna dari seluruh kesempurna'an di dunia ini.Selawat serta salam semoga selalu senantiasa tetap tercurahkan kepada sebaik-baiknya makhluk, panutan umat,syaidina wa maulana Muhammad saw, beserta keluarganya para sahabatnya serta sampai ke kita semua amin ya rabal alamin.
Al-qu'ran adalah kitab samawy yang diturunkan oleh Allah swt sebagai kitab terakhir untuk Nabi terakhir yang telah didahului oleh kitab-kitab sebelumnya yang mencakup dari pada Zabur, Taurat dan Injil yang mana kitab-kitab terdahulunya telah banyak pengubahan oleh tangan – tangan umat tersebut berbeda dengan Al-qur'an karena Allah swt telah menjanjikannya untuk dijaga serta sebagai kitab terakhir untuk umat ini sampai datangnya hari kiamat.

Al-qur'an itu sendiri mempunyai keistimewaan yang tidak dimiliki oleh kitab-kitab pendahulunya yang mana dari keistimewaannya ia memiliki banyak nama yang menunjukan keangunggannya serta kehebatannya yang kesemuanya menunjukkan kedudukannya yang tinggi dan luhur, dan secara mutlak Al- qur'an adalah kitab samawy yang paling mulia.

B. Penama'an Al-qur'an Serta Suroh.

Menurut Abu Mualy Azizi Bin Abdul Malik bahwasanya Allah swt menamakan Al-quran dengan lima puluh lima nama oleh sebab itu dinamailah kitab samawy dengan: Al-Qur'an, Al-Furqan, At-Tanzil, Adz-Dzikr, Al-Kitab dsb. Seperti halnya Allah juga telah memberi sifat tentang Al-Qur'an sifat-sifat yang luhur antara lain; Nur (cahaya), Hudan (petunjuk), Rahmat, Syifa' (obat), Mau'izhah (nasihat), 'Aziz (mulia), Mubarak (yang diberkahi), Basyir (pembawa khabar baik), Nadzir (pembawa khabar buruk) dan sifat-sifat lain yang menunjukkan kebesaran dan kesuciannya.
Disini penulis tidak menuliskan semua nama-nama Al-quran yang berjumlah lima puluh lima nama keseluruhannya.
Adapun Al-quran dinamakan kitab karena Al-quran kumpulan dari macam-macam disiplin ilmu, kisah-kisah serta kabar-kabar terdahulu dan sekarang.
Dan dinamakan Al- qur’an maka disini para ulama berbedah pendapat, diantaranya ada sekelompok jama’ah berpendapat” Al-qur’an adalah nama ilmu yang tidak ada pengambilannya khususnya dengan kalamullah yang tidak terdapat kecacatan didalamnya.
Dan menurut Al-As’ary Al-qur’an itu diambil dari kalimat" قرأت الشى بالشى . yang apabila kalimat tersebut digabung dengan salah satu kalimat yang lainnya maka dinamakan Al-qur’an, surat, dan huruf.
Sedangkan menurut Faroi bahwasanya kalimat Al-qur'an itu diambil dari kalimat القراءن karena ayat-ayat tersebut membenarkan sebagian ayat yang lainnya dan juga menyerupai yang satu dengan yang lainnya.
adapun faidah tentang penama’an Al-qur’an itu sendiri dengan sebutan Mushaf, lahir tatkala Abu Bakar mengkodifikasihkan Al-qur’an yang kemudian beliau menanyakan tentang penghimpunan tersebut lalu sebagaian dari mereka menamakannya Injil yang kemudian Abu Bakar tidak menyetujuinya, kemudian berkata sebagian yang lain dari mereka kita namakan Safaron kemudian untuk kedua kalinya Abu Bakar tidak menyetujuinya, kemudian Ibnu Mas’ud berkata “ Saya melihat di Habsyah dinamakan Mushaf maka disetujuilah penama’an tersebut oleh Abu Bakar.

Sedangkan suroh menurut qutaby asal kalimat tersebut ada yang mengatakan mahmuz dan ada pula yang tidak, dan ulama yang mengatakan mahmuz maka asal dari kalimat tersebut dari أسأرت yaitu afdhol dari سؤر yang artinya sesuatu yang tersisa dari minuman dalam bejana seolah-olah itu potongan dari Al-qur'an .
Adapun ulama yang tidak mengatakan surah itu bukan dari mahmuz, mereka mengartikan ma'na سؤر itu dengan ma'na yang sebelumnya.
Adakalahnya suroh dalam Al-qur'an itu mempunyai satu nama dan ini banyak sekali kita dapatkan dalam Al-qur’an namun ada juga yang mempunyai dua nama atau bahkan lebih dari itu, satu contoh surat al-fatihah yang mempunyai dua pulu nama seperti fatihal kitab, fatihal qur'an, umul kitab / qur'an Al-qur'anil adzim, Al- wafiah, Al- kafiayah, As-Sab'ul Matsani (karena terdiri atas tujuh ayat yang diulang-ulang. ) dan lain sebagainya. Nama-nama tersebut menunjukan kepada kemuliannya kerena semakin banyaknya nama menunjukan kepada kemulian yang memberi nama.
Sebagaimana kita ketahui bahwa surat-surat dan ayat-ayat dalam Al-Quran tidak dihimpun dan dicatat menurut kronologi (urutan) turunnya kepada Rasulullah s.a.w akan tetapi penghimpunan tersebut lahir dari wahyu yang disampaikan malaikat Jibril kepada Rasulullah s.a.w dan juga berlandaskan pada atsar (perkataan atau perbuatan sahabat atau tabi'in). Di antara atsar - atsar yang dikemukakan berkenaan dengan masalah ini adalah sebuah atsar yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas. Dia berkata "Apabila pembukaan suatu surat di¬turunkan di Makkah, maka pembukaan itu ditulis di kota itu.

C. Kodifikasi Al- Qur'an.

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa Al-Qur'an diturunkan ayat demi ayat dan surat demi surat. Karena kefasihan dan keindahan bahasanya luar biasa, ia tersebar dengan cepat dan menakjubkan. Orang-orang Arab, yang sangat menggandrungi kefasihan dan keindahan bahasa, tertarik kepada¬nya, sehingga dari tempat-tempat yang jauh mereka datang untuk mendengarkan beberapa ayat dari bibir Nabi Muhammad s.a.w. Para pembesar Makkah dan kalangan berpengaruh suku Quraisy adalah penyembah-penyembah berhala dan musuh-musuh Islam. Mereka berupaya keras menjauhkan orang ramai dari Nabi, dan tidak memberi kesempatan untuk mendengarkan Al-Qu'ran, dengan alasan bahwa Al-Qur'an itu adalah sihir yang dilontarkan kepada mereka. Meskipun demikian, secara sembunyi-sembunyi dalam malam-malam yang gelap, mereka datang mendekati rumah Nabi untuk mendengarkan ayat-ayat Al-Qur'an yang sedang beliau baca.
Begitu juga keada'an Kaum Muslimin ketika itu mereka bersungguh-sungguh dalam menghapal dan mempelajari Al-Quran, karena Nabi s.a.w. diperintahkan untuk mengajarkan Al-Qur'an kepada mereka dan karena mereka berkeyakinan bahwa Al-Quran adalah firman Allah swt dan merupakan sandaran pertama bagi keimanan-keimanan keagamaan, dan sebab dalam salat mereka diwajibkan untuk mem¬baca surat al-Fatihah dan surat yang lain.
Setelah Nabi Muhammad s.a.w. hijrah ke Madinah, dan urusan kaum Muslimin menjadi teratur, beliau memerintahkan kepada sekelompok sahabatnya untuk memperhatikan keadaan AI-Quran, karena Al- Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur sehingga tidak dimungkinkan untuk membukukannya secara utuh dalam satu waktu. Al- Qur'an turun secara sempurna menjelang wafatnya Rasulullah, yang berarti bahwa ketika Rasulullah wafat Al- Qur'an belum dibukukan dalam satu kitab. , Ali radliyallahu anhu yang oleh Nabi dikukuhkan sebagai orang yang paling tahu tentang Al-Quran - diam di rumah¬nya untuk menghimpun Al-Quran dalam satu mushaf menurut urutan turunnya. Dan belum enam bulan sejak wafatnya Rasulullah, dia telah merampungkan penghimpunan itu dan mengusungnya ke atas punggung unta. ) Maka disinilah bahwa nama beliau terukir menjadi salah satu orang yang pertama yang mengkodifikasihkan Al-qur'an sebelum Abu bakr atas saran Umar radliyallahu anhu.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Ad Dair 'Aquli dalam Fawa'id-nya dari Zaid bin Tsabit berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam meninggal dan Al- Qur'an belum dikumpulkan dalam bentuk apapun.
Al Khattabi menjelaskan sebab belum dikumpulkannya al Quran dalam satu mushaf pada jaman Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah karena adanya naskh (penghapusan) sebagian hukum dan bacaannya. Kemudian setelah Al- Qur'an turun dengan sempurna dengan wafatnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, Allah mengilhamkan kepada Khulafa Rasyidun untuk mengumpulkannya, sebagai wujud dari janji Allah untuk menjaga kalam-Nya, maka dimulailah pada zaman Abu Bakr dengan petunjuk dari Umar radliyallahu anhuma.
Tahapan pengumpulan Al- Qur'an terbagi dalam tiga tahap, sebagaimana disebutkan oleh Hakim dalam al Mustadrak, yaitu:
Pada zaman Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Pengumpulan Al- Qur'an pada tahap ini berupa pengumpulan ayat-ayat dalam satu surat sebagaimana disebutkan oleh Baihaqi.
Pada zaman Abu Bakr radliyallahu anhu.
Bukhari menceritakan dalam Shahihnya dari riwayat Zaid bin Tsabit, bahwa ketika terjadi pertempuran Yamamah, Umar mengusulkan kepada Abu Bakr untuk mengumpulkan al Quran dikarenakan banyaknya qurra' yang terbunuh dalam pertempuran itu. Kemudian Abu Bakr menyuruh Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan al Quran dari pelepah kurma, batu dan hapalan para sahabat.
Pengurutan surat-surat al Quran pada zaman Utsman radliyallahu anhu
Pengumpulan al Quran pada tahap ini didasarkan atas usulan Hudzaifah bin Yaman ketika melihat terjadinya banyak perselisihan diantara qurra' ketika mulai tersebarnya islam ke Amenia dan Azebaijan. Maka Utsman menyuruh Zaid bin Tsabit untuk menulis ulang mushaf yang tersimpan di tangan Hafshah radliyallahu anha, kemudian membakar semua yang tertulis di selainnya.
Ibnu at Tin berkata: Perbedaan antara pengumpulan al Quran pada zaman Abu Bakr dan zaman Utsman adalah bahwa sebab pengumpulan di zaman Abu Bakr adalah dikarenakan takut hilangnya sebagian dari al Quran dengan meninggalnya para penghapalnya. Hal ini karena al Quran belum dikumpulkan dalam satu tempat, kemudian Abu Bakr mengumpulkannya sesuai urutan ayat-ayat yang ditentukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Sedangkan pengumpulan al Quran pada zaman utsman adalah dikarenakan banyaknya pebedaan dalam cara membaca sehingga mereka membaca dengan bahasa mereka. Hal ini menyebabkan mereka saling menyalahkan bacaan yang lain. Maka Utsman kembali menulis ulang mushaf dalam satu mushaf dengan satu bahasa, yaitu bahasa Qurays.

Setelah Al-qur'an terkodifikasihkan maka Jumlah Surat, dalam kitab suci Al-qur'an sekitar 114 surat sesuai dengan kesepakatan' para ulama. Adapulah yang berpendapat 113 dengan menggabung surat الأنفال dan براءة.

Dikarenakan adanya kesamaan dari surat tersebut sebagaimana Utsman radliyallahu anhuma. Berkata" Bahwasannya الأنفال adalah salah satu dari ayat yang pertama kali turun sedangkan براءة adalah akhir turunnya ayat Dan perlu kita ketahui juga bahwa di dalam surat براءة tidak terdapat lafad البسملة adapun sebab dari ketidak ada'annya lapaf tersebut karena dari kebiasa'an orang arab jahiliyah mana kalah mereka membatalkan sebuah perjanjian dengan kelompok lain maka mereka menulis surat pembatalan tersebut tanpa البسملة Sedangkan jumlah ayat dalam Al-qur'an, para ulama disini berbedah pendapat menurut Ad- Dhani: ada yang mengatakan jumlahnya 6000, 6204, 6214, 6219, 6225, dan ada yang mengatakan jumlahnya 6236 ayat.
Sebab terjadinya Perbedaan pendapat tentang jumlah keseluruhan ayat Al¬-Qur'an itu disebabkan oleh adanya perbedaan pendapat tentang jumlah ayat tiap-tiap surat. Para ulama juga menyebutkan jurnlah huruf dan kata dari tiap-tiap surat, dan jumlah keseluruhan huruf dan kata Al-Quran.

Mungkin hanya ini yang bisa penulis uraikan dari pemahaman saya terhadap kitab Al-itqon jikalau terdapat pemahaman yang salah serta kekurangan, kritik serta saran kami tunggu dan akhirnya kami ucapkan wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



D. Referensi.

1. Kitab Al-itqon karya Al-imam syaikh Zalaludin Abdurrahman As-Suyuti, percetakan At-Taufiqiyah.Cairo.



2. Al- Burhan Fi Ulumil Quran. Kaya Al-imam syaikh Badrudin Muhammad Bin Abdullah Adzarkasy. Maktabah Turast.Cairo.

3. Mengungkap Rahasia Al-qur'an buah karya Allamah M.H. Percetakan Mizan. Indonesia.

0 comments:

إرسال تعليق

About Me

صورتي
Hi Guys.. Salam kenal dari ane. Orang Misterius yang telah hadir di tengah-tengah kehidupan kalian, pada hari senin tepatnya di daerah Bekasi, dengan hobi engga betah tinggal dirumah, serta lebih suka makan di rumah orang lain hehe. Adapun hal yang paling di benci dlm hdup menunggu sesuatu yang g pasti dan duduk berdampingan dgn org yg merokok.

Discus With Me

Silaturahmi

  
 
Top

PESONA MESIR | Copyright © 2011 All right reserved.
Black Eleganisme Blogger Template | Designed By Serba Blog