Manusia Pengukir Sejarah

08‏/03‏/2011 · 3 comments




 Salah satu kesenangan saya adalah membaca buku-buku sejarah. Dari sejarah, saya memperoleh banyak pelajaran, yang dengannya membuat saya berhati-hati dalam melangkah. Saya semakin menyadari akan satu hal, bahwa jalan di dunia ini tidak selamanya mulus dan indah. Ada kalanya berlubang, bergelombang, penuh onak dan duri. Dari sanalah saya mengetahui mengapa seseorang dapat sukses, dan mengapa yang lain tidak.

Saya mengagumi ulama-ulama besar seperti Imam al-Ghazali, Imam Ibnu al-Jauzy, Imam Ibnu Taimiyah dan Imam Hasan al-Banna karena ilmu yang mereka miliki, ketekunan mereka dalam beribadah, keluhuran akhlak mereka dan penghargaan mereka terhadap waktu. Imam Hasan al-Banna pernah mengatakan, kewajiban yang ada lebih banyak daripada waktu yang tersedia. Pernyataan ini bukan pernyataan yang main-main, melainkan sebuah pernyataan yang keluar dari mulut seorang insan yang “bergelut” dengan waktunya dan sadar akan pentingnya waktu.

Cabang-cabang ilmu pengetahuan mulai dari fikih, ushul fikih, tafsir, hadits, tarikh, tasawuf, filsafat, sastra Arab, hingga ilmu kedokteran, mereka kuasai dengan baik. Bahkan mereka ahli pada semua bidang itu. Tak heran jika seorang Roger Garaudy sangat mengagumi ilmu yang dimiliki para ulama Islam, yang sangat banyak itu, yang tidak dimiliki ilmuwan-ilmuwan Barat. Kekagumannya itu membuatnya masuk Islam. Ya, ini sungguh luar biasa. Siapapun orangnya, yang tentu saja masih berakal sehat, pasti akan menyadari hal ini. Bagaimana mereka menguasai banyak ilmu pengetahuan dalam usia mereka yang tergolong pendek? Inilah pertanyaan yang mesti di jawab di sini.

Saya berpikir, semua itu terjadi karena mereka sangat menghargai waktu. Sedetik pun waktu tidak pernah mereka sia-siakan. Kalaupun ada waktu yang terbuang percuma, mereka akan menyesal dan berusaha dikemudian hari hal itu tidak terulang lagi. Setiap hari, mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk jiwa, raga, dan pikiran mereka. Ada seorang ulama yang menunggu kedatangan gurunya dalam sebuah majelis, lantas kemudian ia isi waktu luang itu dengan shalat sunah.

Imam Ibnu al-Jauzy pernah kedatangan tamu yang membicarakan hal-hal yang tak berguna. Dia meladeni mereka sembari menyerut pensil untuk menulis buku. Siang dan malam beliau tidak henti-hentinya berpikir, menulis, mengajar dan membaca. Imam Ibnu al-Jauzy pernah berkata, “Dari tanganku lahir dua ribu jilid buku dan di tanganku juga telah bertaubat seratus ribu orang, dua puluh ribu orang di antaranya masuk Islam.” Di antara karya-karyanya, Durratul Ikliil 4 jilid, Fadhail al-Arab, al-Amstaal, al-Manfaat fi Madzahib al-Arba’ah 2 jilid, al-Mukhtar min al-Asy’ar 10 jilid, at-Tabshirah 3 jilid, Ru’us al-Qawariir 2 jilid, Shaidul Khathir, Kitab al-Luqat (ilmu kedokteran) 2 jilid, dan sebagainya.

Imam Ibnu Taimiyah adalah seorang ulama yang waktunya tidak pernah luput dari berbuat kebaikan. Hingga dipenjara sekalipun, ia tetap berusaha menulis, berceramah kepada para napi, dan lain sebagainya. Beliau pernah berkata, “Apakah yang akan diperbuat musuh-musuh terhadapku? Jika aku dipenjara, penjaraku adalah khalwah. Jika aku diasingkan, pengasinganku adalah tamasya. Dan jika aku dibunuh, kematianku adalah syahadah.” Sekalipun pena-penanya disingkirkan oleh pemerintah tirani, dia tetap saja menulis walaupun dengan arang.

Jika diberi umur yang panjang, niscaya mereka akan terus menuntut ilmu sebanyak-banyaknya. Namun kenyataan tidaklah terjadi demikian. Karena ilmu di dunia ini sangatlah banyak dan tak mungkin umur manusia yang pendek, dapat menguasai semuanya, para ulama akhirnya membuat pengurutan ilmu-ilmu apa saja yang “wajib” dikuasai oleh kaum muslimin. Imam Ibnu Qudamah dalam bukunya berjudul Mukhtashar Minhajul Qashidin mengomentari hadits yang berbunyi, “Mencari ilmu itu wajib atas setiap orang muslim,” dengan mengatakan bahwa yang dimaksud ilmu wajib di sini adalah ilmu muamalah hamba terhadap Tuhannya. Muamalah yang dibebankan di sini meliputi tiga macam: Keyakinan, perbuatan dan apa yang harus ditinggalkan.

Saya kemudian merenung tentang diri saya sendiri dan kebanyakan orang pada umumnya, betapa banyak waktu yang telah kita buang percuma. Mungkin satu atau dua jam waktu luang yang terbuang dalam sehari tidak akan kita rasakan dampak negatifnya. Namun jika dikumpulkan dalam setahun atau bahkan dalam seumur hidup, akan sangat terasa, betapa kita telah melalui banyak momen dengan hal yang tidak berguna. Waktu-waktu itu begitu cepat berlalu dan tak dapat kembali lagi. Sedetikpun ia tak mau. Pada akhirnya semua itu membuahkan penyesalan yang berkepanjangan. Kita hanya membawa amal yang sedikit kehadapan-Nya.

Seorang ulama shalih bernama Taubah bin ash-Shimmah biasa mengintrospeksi dirinya sendiri. Suatu hari dia menghitung-hitung, selagi sudah berumur enam puluh tahun. Dia menghitung-hitung hari-hari yang pernah dilewatinya, yaitu sebanyak sebelas ribu hari lebih lima ratus hari. Tiba-tiba saja dia tersentak dan berkata, “Aduhai celaka aku! Apakah aku harus bertemu Allah dengan membawa sebelas ribu limaratus dosa?” Setelah itu dia langsung pingsan dan seketika itu pula dia meninggal dunia. Pada saat itu orang-orang mendengar suara, “Dia sedang meniti ke surga Firdaus.” (Lihat Kitab Mukhtashar Minhajul Qashidin)

Sebagian orang terlalu banyak berharap dengan amal yang sedikit, mudah-mudahan dapat masuk surga. Mereka mengacu pada hadits qudsi yang berbunyi, “Aku berada dalam sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Karena itu hendaklah dia menyangka terhadap-Ku menurut kehendaknya.” Mengomentari hadits ini, Imam Ibnu al-Qayyim dalam kitabnya, ad-Daa’ wad-Dawaa, mengemukakan, memang Allah akan melaksanakan sangkaan hambanya. Namun tidak dapat diragukan bahwa baik sangka hanya terjadi jika ada kebaikan. Orang yang berbuat kebaikan adalah orang yang berbaik sangka kepada Allah, bahwa Dia akan membalas kebaikannya dan tidak akan mengingkari janji-Nya serta akan menerima taubatnya.

Adapun kezhaliman, kedurhakaan dan hal-hal haram yang dilakukan orang yang buruk dan intens dalam melakukan dosa-dosa besar, menghalanginya untuk berbaik sangka terhadap Allah. Yang demikian dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Seorang budak yang melarikan diri dan tidak lagi taat kepada tuannya, tentu tidak berbaik sangka kepadanya. Dia tidak bisa memadukan tindakan yang tidak baik dengan baik sangka. Orang yang buruk tentu merasa tidak respek, tergantung dari keburukannya. Maka orang yang paling berbaik sangka terhadap Allah ialah yang paling taat. Imam Hasan al-Bashri pernah berkata, “Sesungguhnya orang mukmin adalah orang yang berbaik sangka terhadap Tuhannya dan yang baik amalnya. Sedangkan orang keji ialah yang berburuk sangka terhadap Tuhannya dan buruk pula amalnya.”

Bagi mereka yang menyadari sangat dekatnya kematian, niscaya akan sangat menghargai waktu. Waktu kita yang berlalu dengan sia-sia, hendaklah menjadi cambuk, agar kelak, dikemudian hari, tidak melakukan hal yang serupa. Kita bertekad kuat untuk mengisi hari-hari dengan amal yang berkualitas guna memperoleh pahala dan ganjaran yang abadi. Bagi seorang yang kaya harta, maka ia akan berusaha untuk mewakafkan kekayaannya dan mendarmabaktikan dirinya untuk dakwah dan jihad fi sabilillah. Sedangkan bagi seorang penulis, ia akan menulis buku yang bisa dibaca oleh setiap orang setelahnya dan senantiasa beramal dengan pelbagai kebaikan. Dari karya-karyanya, banyak orang yang dapat mengikuti jejak amalnya. Itulah manusia yang tidak pernah mati. Betapa banyaknya manusia yang mati, namun pada hakikatnya mereka selalu hidup,hidup dihati manusia dan dimata Sang Pencip
ta.

READ MORE - Manusia Pengukir Sejarah

Si Merah Jambu

05‏/03‏/2011 · 1 comments

setiap manusia tentunya pernah merasakan jatuh cinta, begitu indah rasanya, begitu wangi baunya, begitu dahsyat kekuatannya. Memang virus yang berwarna merah jambu ini begitu menggilakan, tidak sedikit orang yang lemah menjadi kuat, orang yang tidak percaya menjadi percaya dan orang yang penakut menjadi pemberani, jadi tidak salah kalau cinta mempunya  3 unsur positif
1. Mendatangkan keindahan.
2. Memberikan inerzik/ semangat untuk berjuang.
3. Membawa resiko dalam bentuk pengorbanan.

cieh..tapi memang ia si, yang gwe rasakan kehadiran bayangan si Doi selalu saja memberikan inspirasi buat gwe, mulai dari menghayal yang positif, sampai terkadang membuat gwe tertawa seperti orang gila hee.. Cinta  memang 5 hurup yang pembahasannya engga pernah habis di dunia ini, mulai dari film, lagu, cerven, novel hampir semuanya membicarakan tentang cinta. kalau ada orang yang bilang " Kenapa si cinta begitu hebat ? ya kita jawab aja, kalau cinta adalah Rahmat, Kasih Sayang dan Rasa saling memiliki. Yang Allah berikan untuk semua makhluk-makhluk Nya. Bahkan di dalam hadist qudsi Allah swt berfirman " Sesungguhnya Aku mempunyai 100 kasih sayang, satu Aku turunkan dibumi dan 99 lainnya Aku simpan untuk nanti di hari kiamat" Kemudian dari 1 kasih sayang Nya yang telah diturunkan di bumi, maka kita bisa melihat seorang Suami cinta kepada istrinya, seorang Ibu sayang kepada anak-anaknya . dan seorang anakpun menginginkan kebahagiaan untuk kedua orang tuanya. Maka yang demikian, terciptalah kehidupan saling mengasihi, baik perorangan, keluarga, bahkan kemasyarakat laus sekalipun. Cinta memang anugrah terindah yang Allah berikan untuk semua makhlukNya,
karena Cinta, Kasih sayang, bagian anugrah terbesar dari sang pencinta Sejati Allah swt.
Berbahagialah bagi orang-orag yang mendapatkan cinta sejati, pupuklah cinta tersebut dengan saling menghargai, menyayangi dan saling menjaga satu sama lain.

Adapun kalimat CINTA, kalau dilihat dari segi bahasa Arab berasal dari kata  Al-Widaad yaitu : Kecenderungan hati pada yang dicintai, dan itu termasuk amalan hati loh, bukan amalan anggota badan/dhahir. So ini yang menjadikan cinta itu luar binasa eh luar biasa heee..karena ia tempatnya dihati, maka jelas-jelas dia mempunyai kedudukan hebat didiri ini, sebagaimana kata Nabi" Ketahuilah bahwa didalam diri kita ini ada segumpalan darah, apabilah segumpalan darah tersebut buruk, maka buruk semua anggota badannya. Dan apabila segumpalan darah tersebut baik, maka baik pula anggota yang lainnya. Ketahuilah bahwasanya itu adalah Hati"
Sobat setia, cinta memang butuh pengorbanan,kesabaran dan perjuangan. Namun pengorbanan di sini tentunya harus selaras dengan ramu-ramu yang telah di tetapkan oleh sebagian ulama,  yang diantaranya:
1. Tidak dibolehkan bagi laki-laki dan perempuan untuk berkhulwat( berduaan)       bak itu ditempat ramai ataupun sepi       tanpa ada muhrimnya.
2. Dilarang keras untuk bersentuhan kulit, baik itu dalam momen bersalaman atau       hal lainnya.
3. Tidak mempunyai niat buruk terhadap pasangannya, seperti untuk bermain-main    atau untuk mencari kesenangan.
 Ups..kalau g salah ini syarat seorang mau nikah hehe, but g apa-apa deh dari pada kamu manyun haha..
Kita sadar. Bahwa kebahagian terbesar bagi orang yang sedang jatuh cinta, yaitu kebahagian orang yang dicintainya. Namun kebahagian itu akan hilang, mana kalah cinta telah terkontaminasi oleh hal di bawah ini"
1. Karena hawa nafsu ,
2. Karena kasihan.
3. Karena harta.
  Inilah faktor-faktor yang membuat cinta tak selaras dengan semestinya, yang pada akhirnya akan timbul kebencian di antara mereka. Cinta yang diawali dengan nafsu, pada umumnya cinta tersebut tidak berjalan lama, manakalah orang yang dicintai sudah memberikan apa-apa yang di inginkan oleh pasangannya  mulai dari tangannya, bibirnya sampai tubuhnya, maka akan timbul kecenderungan bagi laki-laki untuk berselingkuh dengan yang lain, kita bisa katakan. Seorang wanita yang baru pertama kali berpacaran, tentu ia tidak akan mau kekasihnya menggandeng tangan dia didepan umum. Namun tatkala waktu terus berjalan, lalu lahirlah komunikasih, perhatian, berjumpah dengan pasangannya terus menerus, maka rasa ketergantungan akan lahir dalam diri wanita dan akhirnya apa yang di inginkan kekasihnya ia berikan kepada pacarnya.. Kita sadar bahwa makhluk bernama wanita lebih banyak mengedepankan perasaan dari pada akalnya, maka peluang tersebut tentunya bisa dimanfaatkan oleh laki-laki sebagai senjata di dalam memanfaatkan dirinya. Maka sepantasnya bagi seorang wanita harus pandai- pandai membatasi pergaulan dengan lawan jenisnya. agar kehormatannya serta wibawahnya akan semakin bersinar dikalangan kaum adam. Becouse Jikalau seorang wanita sudah menyerahkan kehormatannya pada pria, maka bagi laki- laki akan timbul rasa bosan, menganggap rendah pacarnya, bahkan ia mempertawakan kekasihnya, karena apa yang ia inginkan sudah ia dapatkan, jenis laki-laki semacam ini biasanya kurang menghargaiseorang wanita.
Sungguh jarang sekali muda-mudi dijaman sekarang yang berpacaran tanpa ada embel-embel negatifnya, kecuali seseorang lelaki yang menginginkan kebaikan bagi orang yang di cintainya, dengan cara mengkhitbahnya untuk kejenjang yang lebih halal yaitu menikah.
READ MORE - Si Merah Jambu

Hukum Mengirim Pahala Bagi Mayit.

28‏/02‏/2011 · 0 comments



Dewasa ini, kita banyak mendapatkan perbedaan pendapat dikalangan masyarakat, tentang beberapa hal dalam agama. Yang berujung kepada permusuhan yang berimbas kepada perpecahan umat, salah satunya adalah dengan sebuah pertanyaan : Apakah sampai pahala bacaan Yasin, atau Tahlilan  yang kita kirimkan kepada si Mayit ..Untuk menjawab pertanyaan ini akan lebih baiknya kita lihat dalil-dalil ulama yang membolehkan dan yang melarang tanpa harus saling menjatuhkan satu sama lain.

Bahkan mengklaim bahwa dirinya yang paling benar dan yang lain salah, sehingga keluarlah sebuah statemen, orang yang melakukan hal bid'ah maka tatkala ia mati akan masuk neraka, Naudzubillah, Seorang yang alim , serta tahu akan hukum yang terkandung dalam al-qur'am serta hadist Nabawi, tentunya ia tidak akan berani menghakimi saudaranya yang seislam yang masih melaksanakan sholat,  zakat, puasa, haji dengan mengatakan hal yang  di atas. 

Maka disinilah mari kita tengok bagaimana pendapat para ulama, tentang hukum menghadiahkan pahala ibadah kepada orang yang telah meninggal dunia. Sehingga  masalah ini tidak berlarut-larut.
Seandainya umat Islam ini mau duduk bersama mengkaji semua dalil yang ada, seharusnya perbedaan itu bisa disikapi dengan lebih dewasa dan elegan.

Mari kita kaji tiga pendapat yang terkait dengan masalah ini lengkap dengan dalil yang mereka pakai. Baik yang cenderung mengatakan tidak sampainya pahala kepada orang yang sudah wafat, atau yang mengatakan sampai atau yang memilah antara keduanya. Sedangkan pilihan anda mau yang mana, semua kembali kepada anda masing-masing.

Kalau kita cermati pendapat yang berkembang di tengah umat Islam, paling tidak kita mendapati tiga pendapat besar yang utama.

1. Pendapat Pertama: Pahala Tidak Bisa Dikirim-kirim kepada Mayit 
Pendapat pertama mengatakan bahwa orang mati tidak bisa menerima pahala ibadah orang yang masih hidup. Baik pahala yang bersifat ibadah jasadiyah maupun ibadah maliyah. Sebab setiap orang sudah punya tugas dan tanggung-jawab masing-masing.

Dalil atau hujjah yang digunakan adalah berdasarkan dalil:

`Yaitu bahwasannya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya` (QS. An-Najm:38-39)

`Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan` (QS. Yaasiin:54)

`Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya`. (QS. Al-Baqaraah 286)

Ayat-ayat di atas adalah sebagai jawaban dari keterangan yang mempunyai maksud yang sama, bahwa orang yang telah mati tidak bisa mendapat tambahan pahala kecuali yang disebutkan dalam hadits:

`Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah, anak yang shalih yang mendo''akannya atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya` (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa''i dan Ahmad).

Bila Anda menemukan orang yang berpendapat bahwa orang yang sudah wafat tidak bisa menerima pahala ibadah dari orang yang masih hidup, maka dasar pendapatnya antara lain adalah dalil-dalil di atas.

Tentu saja tidak semua orang sepakat dengan pendapat ini, karena memang ada juga dalil lainnya yang menjelaskan bahwa masih ada kemungkinan sampainya pahala ibadah yang dikirmkan/ dihadiahkan kepada orang yang sudah mati.

2. Pendatapat Kedua: Ibadah Maliyah Sampai dan Ibadah Badaniyah Tidak Sampai 
Pendapat ini membedakan antara ibadah badaniyah dan ibadah maliyah. Pahala ibadah maliyah seperti shadaqah dan hajji, bila diniatkan untuk dihadiahkan kepada orang yang sudah meninggal akan sampai kepada mayyit.

Sedangkan ibadah badaniyah seperti shalat dan bacaan Alqur''an tidak sampai. Pendapat ini merupakan pendapat yang masyhur dari Madzhab Syafi''i dan pendapat Madzhab Malik.

Mereka berpendapat bahwa ibadah badaniyah adalah termasuk kategori ibadah yang tidak bisa digantikan orang lain, sebagaimana sewaktu hidup seseorang tidak boleh menyertakan ibadah tersebut untuk menggantikan orang lain. Hal ini sesuai dengan sabda Rasul SAW:

"Seseorang tidak boleh melakukan shalat untuk menggantikan orang lain, dan seseorang tidak boleh melakukan shaum untuk menggantikan orang lain, tetapi ia memberikan makanan untuk satu hari sebanyak satu mud gandum" (HR An-Nasa''i).

Namun bila ibadah itu menggunakan harta benda seperti ibadah haji yang memerlukan pengeluaran dana yang tidak sedikit, maka pahalanya bisa dihadiahkan kepada orang lain termasuk kepada orang yang sudah mati. Karena bila seseorang memiliki harta benda, maka dia berhak untuk memberikan kepada siapa pun yang dia inginkan. Begitu juga bila harta itu disedekahkan tapi niatnya untuk orang lain, hal itu bisa saja terjadi dan diterima pahalanya untuk orang lain. Termasuk kepada orang yang sudah mati.

Ada hadits-hadits yang menjelaskan bahwa sedekah dan haji yang dilakukan oleh seorang hamba bisa diniatkan pahalanya untuk orang yang sudah meninggal. Misalnya dua hadits berikut ini:

Dari Abdullah bin Abbas ra. bahwa Saad bin Ubadah ibunya meninggal dunia ketika ia tidak ada di tempat, lalu ia datang kepada Nabi SAW unntuk bertanya, "Wahai Rasulullah SAW sesungguhnya ibuku telah meninggal sedang saya tidak ada di tempat, apakah jika saya bersedekah untuknya bermanfaat baginya?" Rasul SAW menjawab, "Ya." Saad berkata, "Saksikanlah bahwa kebunku yang banyak buahnya aku sedekahkan untuknya." (HR Bukhari).

Dari Ibnu Abbas ra. bahwa seorang wanita dari Juhainnah datang kepada Nabi SAW dan bertanya, "Sesungguhnya ibuku nadzar untuk hajji, namun belum terlaksana sampai ia meninggal, apakah saya melakukah haji untuknya?" Rasul menjawab, "Ya, bagaimana pendapatmu kalau ibumu mempunyai hutang, apakah kamu membayarnya? Bayarlah hutang Allah, karena hutang Allah lebih berhak untuk dibayar." (HR Bukhari)

3. Pendapat Ketiga: Semua Jenis Ibadah Bisa Dikirimkan kepada Mayit 
Do''a dan ibadah baik maliyah maupun badaniyah bisa bermanfaat untuk mayyit berdasarkan dalil berikut ini:

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdo''a, "Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudar-saudar kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami." (QS Al-Hasyr: 10)

Dalam ayat ini Allah SWT menyanjung orang-orang yang beriman karena mereka memohonkan ampun (istighfar) untuk orang-orang beriman sebelum mereka. Ini menunjukkan bahwa orang yang telah meninggal dapat manfaat dari istighfar orang yang masih hidup.

a. Shalat Jenazah. 

    Tentang do''a shalat jenazah antara lain, hadits:

Dari Auf bin Malik ia berkata: Saya telah mendengar Rasulullah SAW - setelah selesai shalat jenazah-bersabda, "Ya Allah ampunilah dosanya, sayangilah dia, maafkanlah dia, sehatkanlah dia, muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah kuburannya, mandikanlah dia dengan air es dan air embun, bersihkanlah dari segala kesalahan sebagaimana kain putih bersih dari kotoran, gantikanlah untuknya tempat tinggal yang lebih baik dari tempat tinggalnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya dan peliharalah dia dari siksa kubur dan siksa neraka." (HR Muslim).

b. Doa Kepada Mayyit Saat Dikuburkan 
Tentang do''a setelah mayyit dikuburkan,

Dari Ustman bin ''Affan ra. berkata: Adalah Nabi SAW apabila selesai menguburkan mayyit beliau beridiri lalu bersabda, "Mohonkan ampun untuk saudaramu dan mintalah keteguhan hati untuknya, karena sekarang dia sedang ditanya." (HR Abu Dawud)

c. Doa Saat Ziarah Kubur 
Sedangkan tentang do''a ziarah kubur antara lain diriwayatkan oleh ''Aisyah ra bahwa ia bertanya kepada Nabi SAW, "Bagaimana pendapatmu kalau saya memohonkan ampun untuk ahli kubur?" Rasul SAW menjawab, "Ucapkan: (Salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada ahli kubur baik mu''min maupun muslim dan semoga Allah memberikan rahmat kepada generasi pendahulu dan generasi mendatang dan sesungguhnya -insya Allah- kami pasti menyusul)." (HR Muslim).

d. Sampainya Pahala Sedekah untuk Mayit 
Dari Abdullah bin Abbas ra bahwa Saad bin Ubadah ibunya meninggal dunia ketika ia tidak ada di tempat, lalu ia datang kepada Nabi SAW untuk bertanya, "Wahai Rasulullah SAW sesungguhnya ibuku telah meninggal sedang saya tidak ada di tempat, apakah jika saya bersedekah untuknya bermanfaat baginya?" Rasul SAW menjawab, "Ya." Saad berkata:, "Saksikanlah bahwa kebunku yang banyak buahnya aku sedekahkan untuknya." (HR Bukhari).

e. Sampainya Pahala Saum untuk Mayit 
Dari ''Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang meninggal dengan mempunyai kewajiban shaum (puasa) maka keluarganya berpuasa untuknya." (HR Bukhari dan Muslim)

f. Sampainya Pahala Haji Badal untuk Mayit 
Dari Ibnu Abbas ra. bahwa seorang wanita dari Juhainnah datang kepada Nabi SAW dan bertanya, "Sesungguhnya ibuku nadzar untuk hajji, namun belum terlaksana sampai ia meninggal, apakah saya melakukah haji untuknya?" Rasul menjawab, "Ya, bagaimana pendapatmu kalau ibumu mempunyai hutang, apakah kamu membayarnya? Bayarlah hutang Allah, karena hutang Allah lebih berhak untuk dibayar." (HR Bukhari)

g. Membayarkan Hutang Mayit 
Bebasnya utang mayyit yang ditanggung oleh orang lain sekalipun bukan keluarga. Ini berdasarkan hadits Abu Qotadah di mana ia telah menjamin untuk membayar hutang seorang mayyit sebanyak dua dinar. Ketika ia telah membayarnya nabi SAW bersabda:

"Sekarang engkau telah mendinginkan kulitnya." (HR Ahmad)

h. Dalil Qiyas 
Pahala itu adalah hak orang yang beramal. Jika ia menghadiahkan kepada saudaranya yang muslim, maka hal itu tidak ad halangan sebagaimana tidak dilarang menghadiahkan harta untuk orang lain di waktu hidupnya dan membebaskan utang setelah wafatnya. Islam telah memberikan penjelasan sampainya pahala ibadah badaniyah seperti membaca Al-Qur''an dan lainnya diqiyaskan dengan sampainya puasa, karena puasa dalah menahan diri dari yang membatalkan disertai niat, dan itu pahalanya bisa sampai kepada mayyit. Jika demikian bagaimana tidak sampai pahala membaca Al-Qur''an yang berupa perbuatan dan niat.

Menurut pendapat ketiga ini, maka bila seseorang membaca Al-Fatihah dengan benar, akan mendatangkan pahala dari Allah. Sebagai pemilik pahala, dia berhak untuk memberikan pahala itu kepada siapa pun yang dikehendakinya termasuk kepada orang yang sudah mati sekalipun. Dan nampaknya, dengan dalil-dalil inilah kebanyakan masyarakat di negeri kita tetap mempraktekkan baca Al-Fatihah untuk disampaikan pahalanya buat orang tua atau kerabat dan saudra mereka yang telah wafat.

Tentu saja masing-masing pendapat akan mengklaim bahwa pendapatnyalah yang paling benar dan hujjah mereka yang paling kuat. Namun sebagai muslim yang baik, sikap kita atas perbedaan itu tidak dengan menjelekkan atau melecehkan pendapat yang kiranya tidak sama dengan pendapat yang telah kita pegang selama ini. Karena bila hal itu yang diupayakan, hanya akan menghasilkan perpecahan dan kerusakan persaudaraan Islam.

Wallahu a''lam bish-shawab, wassalamu ''alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


READ MORE - Hukum Mengirim Pahala Bagi Mayit.

Nasibah Sang Muslimah Sejati

23‏/02‏/2011 · 0 comments


Hari itu Nasibah tengah berada di dapur. Suaminya, Said
tengah beristirahat di kamar tidur. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh
bagaikan gunung-gunung batu yang runtuh. Nasibah menebak, itu pasti tentara
musuh. Memang, beberapa hari ini ketegangan memuncak di sekitar Gunung Uhud.

Dengan bergegas, Nasibah meninggalkan apa yang tengah dikerjakannya dan
masuk ke kamar. Suaminya yang tengah tertidur dengan halus dan lembut
dibangunkannya. "Suamiku tersayang," Nasibah berkata, "aku mendengar suara
aneh menuju Uhud. Barang kali orang-orang kafir telah menyerang."

Said yang masih belum sadar sepenuhnya, tersentak. Ia menyesal mengapa bukan
ia yang mendengar suara itu. Malah istrinya. Segera saja ia bangkit dan
mengenakan pakaian perangnya. Sewaktu ia menyiapkan kuda, Nasibah
menghampiri. Ia menyodorkan sebilah pedang kepada Said.

"Suamiku, bawalah pedang ini. Jangan pulang sebelum menang...."

Said memandang wajah istrinya. Setelah mendengar perkataannya seperti itu,
tak pernah ada keraguan baginya untuk pergi ke medan perang. Dengan sigap
dinaikinya kuda itu, lalu terdengarlah derap suara langkah kuda menuju
utara. Said langsung terjun ke tengah medan pertempuran yang sedang
berkecamuk. Di satu sudut yang lain, Rasulullah melihatnya dan tersenyum
kepadanya. Senyum yang tulus itu makin mengobarkan keberanian Said saja.

Di rumah, Nasibah duduk dengan gelisah. Kedua anaknya, Amar yang baru
berusia 15 tahun dan Saad yang dua tahun lebih muda, memperhatikan ibunya
dengan pandangan cemas. Ketika itulah tiba-tiba muncul seorang pengendara
kuda yang nampaknya sangat gugup.

"Ibu, salam dari Rasulullah," berkata si penunggang kuda, "Suami Ibu, Said
baru saja gugur di medan perang. Beliau syahid..."

Nasibah tertunduk sebentar, "*Inna lillah*....." gumamnya, "Suamiku telah
menang perang. Terima kasih, ya Allah."

Setelah pemberi kabar itu meninggalkan tempat itu, Nasibah memanggil Amar.
Ia tersenyum kepadanya di tengah tangis yang tertahan, "Amar, kaulihat Ibu
menangis? Ini bukan air mata sedih mendengar ayahmu telah syahid. Aku sedih
karena tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan pagi para pejuang Nabi.
Maukah engkau melihat ibumu bahagia?"

Amar mengangguk. Hatinya berdebar-debar.

"Ambilah kuda di kandang dan bawalah tombak. Bertempurlah bersama Nabi
hingga kaum kafir terbasmi."

Mata amar bersinar-sinar. "Terima kasih, Ibu. Inilah yang aku tunggu sejak
dari tadi. Aku was-was seandainya Ibu tidak memberi kesempatan kepadaku
untuk membela agama Allah."

Putra Nasibah yang berbadan kurus itu pun segera menderapkan kudanya
mengikut jejak sang ayah. Tidak tampak ketakutan sedikitpun dalam wajahnya.
Di depan Rasulullah, ia memperkenalkan diri. "Ya Rasulullah, aku Amar bin
Said. Aku datang untuk menggantikan ayah yang telah gugur."

Rasul dengan terharu memeluk anak muda itu. "Engkau adalah pemuda Islam yang
sejati, Amar. Allah memberkatimu...."

Hari itu pertempuran berlalu cepat. Pertumpahan darah berlangsung sampai
sore. Pagi-pagi seorang utusan pasukan islam berangkat dari perkemahan
mereka meunuju ke rumah Nasibah. Setibanya di sana, perempuan yang tabah itu
sedang termangu-mangu menunggu berita, "Ada kabar apakah gerangan kiranya?"
serunya gemetar ketika sang utusan belum lagi membuka suaranya, "apakah
anakku gugur?"

Utusan itu menunduk sedih, "Betul...."

"*Inna lillah*...." Nasibah bergumam kecil. Ia menangis.

"Kau berduka, ya Ummu Amar?"

Nasibah menggeleng kecil. "Tidak, aku gembira. Hanya aku sedih, siapa lagi
yang akan kuberangkatan? Saad masih kanak-kanak."

Mendegar itu, Saad yang tengah berada tepat di samping ibunya, menyela,
"Ibu, jangan remehkan aku. Jika engkau izinkan, akan aku tunjukkan bahwa
Saad adalah putra seorang ayah yang gagah berani."

Nasibah terperanjat. Ia memandangi putranya. "Kau tidak takut, nak?"

Saad yang sudah meloncat ke atas kudanya menggeleng yakin. Sebuah senyum
terhias di wajahnya. Ketika Nasibah dengan besar hati melambaikan tangannya,
Saad hilang bersama utusan itu.

Di arena pertempuran, Saad betul-betul menunjukkan kemampuannya. Pemuda
berusia 13 tahun itu telah banyak menghempaskan banyak nyawa orang kafir.
Hingga akhirnya tibalah saat itu, yakni ketika sebilah anak panah menancap
di dadanya. Saad tersungkur mencium bumi dan menyerukan, "Allahu akbar!"

Kembali Rasulullah memberangkatkan utusan ke rumah Nasibah. Mendengar berita
kematian itu, Nasibah meremang bulu kuduknya. "Hai utusan," ujarnya,
"Kausaksikan sendiri aku sudah tidak punya apa-apa lagi. Hanya masih tersisa
diri yang tua ini. Untuk itu izinkanlah aku ikut bersamamu ke medan perang."

Sang utusan mengerutkan keningnya. "Tapi engkau perempuan, ya Ibu...."

Nasibah tersinggung, "Engkau meremehkan aku karena aku perempuan? Apakah
perempuan tidak ingin juga masuk surga melalui jihad?"

Nasibah tidak menunggu jawaban dari utusan tersebut. Ia bergegas saja
menghadap Rasulullah dengan kuda yang ada. Tiba di sana, Rasulullah
mendengarkan semua perkataan Nasibah. Setelah itu, Rasulullah pun berkata
dengan senyum. "Nasibah yang dimuliakan Allah. Belum waktunya perempuan
mengangkat senjata. Untuk sementra engkau kumpulkan saja obat-obatan dan
rawatlah tentara yang luka-luka. Pahalanya sama dengan yang bertempur."

Mendengar penjelasan Nabi demikian, Nasibah pun segera menenteng tas
obat-obatan dan berangkatlah ke tengah pasukan yang sedang bertempur.
Dirawatnya mereka yang luka-luka dengan cermat. Pada suatu saat, ketika ia
sedang menunduk memberi minum seorang prajurit muda yang luka-luka,
tiba-tiba terciprat darah di rambutnya. Ia menegok. Kepala seorang tentara
Islam menggelinding terbabat senjata orang kafir.

Timbul kemarahan Nasibah menyaksikan kekejaman ini. Apalagi waktu dilihatnya
Nabi terjatuh dari kudanya akibat keningnya terserempet anak panah musuh,
Nasibah tidak bisa menahan diri lagi. Ia bangkit dengan gagah berani.
Diambilnya pedang prajurit yang rubuh itu. Dinaiki kudanya. Lantas bagai
singa betina, ia mengamuk. Musuh banyak yang terbirit-birit menghindarinya.
Puluhan jiwa orang kafir pun tumbang. Hingga pada suatu waktu seorang kafir
mengendap dari belakang, dan membabat putus lengan kirinya. Ia terjatuh
terinjak-injak kuda.

Peperangan terus saja berjalan. Medan pertempuran makin menjauh, sehingga
Nasibah teronggok sendirian. Tiba-tiba Ibnu Mas'ud mengendari kudanya,
mengawasi kalau-kalau ada korban yang bisa ditolongnya. Sahabat itu, begitu
melihat seonggok tubuh bergerak-gerak dengan payah, segera mendekatinya.
Dipercikannya air ke muka tubuh itu. Akhirnya Ibnu Mas'ud mengenalinya,
"Istri Said-kah engkau?"

Nasibah samar-sama memperhatikan penolongnya. Lalu bertanya, "bagaimana
dengan Rasulullah? Selamatkah beliau?"

"Beliau tidak kurang suatu apapun..."

"Engkau Ibnu Mas'ud, bukan? Pinjamkan kuda dan senjatamu kepadaku...."

"Engkau masih luka parah, Nasibah...."

"Engkau mau menghalangi aku membela Rasulullah?"

Terpaksa Ibnu Mas'ud menyerahkan kuda dan senjatanya. Dengan susah payah,
Nasibah menaiki kuda itu, lalu menderapkannya menuju ke pertempuran. Banyak
musuh yang dijungkirbalikannya. Namun, karena tangannya sudah buntung,
akhirnya tak urung juga lehernya terbabat putus. Rubuhlah perempuan itu ke
atas pasir. Darahnya membasahi tanah yang dicintainya.

Tiba-tiba langit berubah hitam mendung. Padahal tadinya cerah terang
benderang. Pertempuran terhenti sejenak. Rasul kemudian berkata kepada para
sahabatnya, "Kalian lihat langit tiba-tiba menghitam bukan? Itu adalah
bayangan para malaikat yang beribu-ribu jumlahnya. Mereka berduyun-duyun
menyambut kedatangan arwah Nasibah, wanita yang perkasa."

Disadur dari:
http://www.dakwatuna.com/2007/jangan-halangi-aku-membela-rasulullah/
READ MORE - Nasibah Sang Muslimah Sejati

Untaian Hati

· 1 comments


Rabbi
Jika cintaku Kau ciptakan untuk dia
tabahkan hatinya
teguhkan imannya
sucikan cintanya
lembutkan rindunya

Rabbi....
Jika hatiku Kau ciptakan untuk dia
penuhi hatinya dengan Kasih-MU
terangi langkahnya dengan Nur-MU
bisikkan kedamaian dalam kegalauan
temani dia dalam kesepian

Rabbi...
kutitipkan cintaku pada-MU untuknya
resapkan rinduku pada rindunya
mekarkan cintaku bersama cintanya
satukan hidupku dan hidupnya
dalam cinta-MU
sebab, sungguh aku mencintainya karena-MU...

READ MORE - Untaian Hati

Muhammad Rasulallah

21‏/02‏/2011 · 0 comments

kebahagian itu ada, saat kita hidup dgn orang yang kita sayangi".he...........
berusahalah untuk menyayangi orang lain..karena cinta timbul dari kasih sayang..
tersenyumlah pada setiap orang, karena itu salah satu tanda, bahwa kita penyayang..
seperti untaian kisah mutiara di bawah ini, betapa cintanya rosulalloh pada kita umatnya..!!
lalu.. bagaimanakah cinta kita kepada Rasulalloh  ? apakah cinta kita sama seperti cintanya..?..pernakah kita  untuk membaca selawat selama 30 menit z untuknya ..?
ini adalah salah satu bentuk cintanya Rasulallah pada umatnya.Mudah-mudahan setelah membaca tulisan ini semakin bertambah kecintaan kita terhadapnya amin.

   "_" selamat membaca..semoga bermanfa'at "_"

pada suatau hari malaikat maut(izroil) berseru seraya mengucapkan"
salam. kepada suhibul bait"Bolehkah saya masuk?" tanyanya kepada fatimah. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata
Fatimah yang membalikkan
badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata
sudah membuka mata dan
bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah ayahku,
orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,"
tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan
pandangan yang menggetarkan.
Seolah-olah kebahagian demi bahagian wajah anaknya itu
hendak dikenang.
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan
sementara, dialah yang
memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul
maut," kata Rasulullah,
Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut
datang menghampiri,
tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut
bersama menyertainya.

Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah
bersiap di atas langit
dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia
ini. "Jibril,
jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya
Rasululllah dengan suara
yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka,
para malaikat telah
menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata
Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan
Rasulullah lega, matanya masih
penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya
Jibril lagi. "Khabarkan
kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan
khawatir, wahai Rasul
Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman
kepadaku: 'Kuharamkan surga
bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada
di dalamnya," kata
Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan
tugas. Perlahan ruh
Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah
bersimbah peluh,
urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit
sakaratul maut ini."

Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali
yang di sampingnya
menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
"Jijikkah kau
melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?"
Tanya Rasulullah pada
Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang
sanggup, melihat kekasih
Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar
kemudian terdengar Rasulullah
mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
"Ya Allah, dahsyat
nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini
kepadaku, jangan pada
umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan
dadanya sudah tidak
bergerak lagi.

Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu,
Ali segera
mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis-shalaati, wa
maa malakat aimaanukum
- peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang
lemah di antaramu." Di
luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan,
sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali
kembali mendekatkan
telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii, ummatii,
ummatiii!" - "Umatku, umatku, umatku"

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi
sinaran itu. Kini,
mampukah kita mencintai sepertinya? Allaahumma
sholli 'alaa Muhammad wa
baarik wa sallim 'alaihi.

pass :123456
READ MORE - Muhammad Rasulallah

MENJAGA EKISTENSI AL-QURAN

· 0 comments

Al-qur'an sebagai kitab suci umat islam mempunyai beberapa disiplin ilmu, serta metode yang dapat digunakan dalam memahami teks al-quran tersebut, yang dengan metode itu lah akan menjadi satu tolak ukur di terima atau tidaknya pentafsiran ma'na lafad dalam al-quran, tidk semua orang bisa menafsirkan al-quran, walaupun al-quran itu sendiri bisa dipahami dengan bahasa arab serta dibantu dengan akal, namun hal tersebut belum cukup untuk untuk kita terima,oleh sebab itu, apabila seseorang menafsirkan al-quran dengan ra'yunya saja, tanpa melihat syarat-syarat yang telah ditentukan oleh para ulama terutama ulama-ulama tafsir, tentunya akan sangat berpotensi melakukan kesalahan di dalam memaknai suatu ayat. Hal ini dipertegas dengan hadist Nabi Saw" Man qola fi kitabillahi ta'ala bi ra'yihi fa ashaba faqad akhtha'a"( HR Abu Daud dan Termidzi).

Kita tahu, disetiap disiplin ilmu tentunya akan mempunyai prosedur serta metodologi yang digunakan dalam meneliti objek yang akan dikajinya, tak terkecuali dengan ilmu tafsir (ilmu untuk memahami sluruh isi kandungan al-qur'an) yang keberadaannya sebagai pentafsir( penjelas) dari maksud kalamullah, sehingga tidak berhak bagi setiap manusia memahami taks kitab tersebut dengan kapasitas ilmu yang terbatas,akan tetapi harus dengan prosedur yang ditempuh oleh seorang mufassir dalam menafsirkan al-quran yang dapat kita katakan dengan 4 sehat 5 sempurna yang insyaallah akan kita dapatkan dibawah ini"
Tafsir al-quran bil al-quran, tafsir al-qurab bil hadist, tafsir al-quran bil aqwali shahabah, tafsir al-quran bil aqwali at-tabi'in dan tafsir al-quran bil ra'yi para jumhur ulama bersepakat dengan lima prosedur di atas, walaupun tentunya ada beberapa ulama yang menyayangkan legelitas tafsir bil ra'yi akan tetapi pendapat jumhur lebih kuat dengan catatan apabila pentafsiran bil ra'yu tersebut tidak bertentangan dengan nash-nash yang sharih dan hadist yang shahih.
Setelah seseorang mengetahui prosedur serta metodologi dalam pentafsiran al-quran, maka bagi seorang mufassir harus mengeksplorasikan 5 hal ini secara berurutan dalam rangka mencari makna dari suatu ayat, artinya, tidak dibolehkan bagi seseorang menafsirkan satu ayat al-quran dengan langsung menggunakan al-ra'yu ( akalnya ) tanpa berusaha mencari maknanya terlebih dahulu di ayat lainnya,kemudian jika tidak didapatkan, mencarinya di hadist Nabi, aqwali sahabat dan seterusnya,

Deviasi (penyimpangan) penafsiran al-quran di masa duhulu dan sekarang.

Setelah meninggalnya rasulallah riak- riak perpecahan umat islam semakin menjadi tepatnya pada abad 2 H yang memunculkan beberapa kelompok islam, baik dalam bidang politik maupun aqidah, hal ini yang banyak menimbulkan deviasi dalam menafsirkan al-quran yang dilakukan oleh golongan Khawarij, Syiah, Muktajilah. Fakta ini masih bias kita rasakan sampai saat ini dengan banyaknya hadist maudhui / munkar yang berseleweran , penafsiran al-quran yang serampangan, mereka berusaha mati - matian menjadikan al-quran dan hadist sebagai alat memperkuat ideologi pemikirannya,sehingga banyak menimbulkan keresahan umat pada saat itu.
Dewasa ini, kita juga banyak mendapatkan penafsiran al-quran yang jauh dari nilai- nilai agama yang murni, namun mengarah kepada kesesatan yang nyata, yang di lancarkan oleh sekelompok yang menamakan dirinya Jil ( jaringan islam / iblis liberal ) atau dari kelompok ekstrim yang memahami al-quran dan hadist secara leterleg
Tanpa melihat syarah serta pendapat para jumhur ulama terlebih dahulu. Hal ini ternyata cerminan keadaan umat islam zaman dahulu yang banyak melakukan deviasi penafsiran al-quran dan hadist untuk menguatkan mazhab mereka masing-masing, walaupun argument mereka dalam menafsirkan terbantahkan oleh hadist shahih dan dari segi bahasa arab itu sendiri. Misalnya muktazilah dalam menafsirkan surat al- Qiyamah ayat 23, mereka dalam mengartikan lafad nadzirah dengan ma'na "menunggu" tidak dengan ma'na "melihat" hal ini di ungkapkan oleh Doctor Muhamad Husein Dzahabi di dalam kitabnya Tafsir Wal Mufassirun. Kemudian pendapat muktajilah tersebut, di bantah juga oleh imam al- Qurthubi, beliau mengatakan" Bahwa nadzirah ila dalam bahasa arab hanya berarti" melihat kepada sesuatu" ditambah dalil dari hadist shahih dan aqwali sahabat yang mengatakan bahwa "melihat Allah swt di surga itu benar" Meski begitu. Muktazilah bersikeras bahwa "Allah swt tidak mungkin bisa dilihat di surga'' seraya mereka mengklaim bahwa hadist-hadist yang menyebutkan ru'yatullah adalah lemah. Hal ini tidak lah aneh apabila kita melihat dan menelusuri metode pengambilan hukum mereka yang menempatkan akal di atas segala-galanya walaupun hal tersebut bertentangan dengan nash qath'i.
Lain halnya dengan Khawarij, mereka berpendapat" Bahwa seseorang yang melakukan dosa besar pasti akan masuk neraka" dengan melihat surat al- Taghabun ayat 2 mereka memaknai secara leterleg tanpa melihat permesalahan secara komperensif, dengan melihat ayat-ayat lain yang berbicara dalam hal ini atau melihat hadist dan aqwali sahabat tentang ayat tersebut. Sehingga mereka tidak gegabah mengklem orang yang fasik itu termasuk golongan orang kafir, yang pasti akan masuk neraka.
Seperti itulah gambaran deviasi penafsiran al-quran pada zaman itu, semuanya itu berujung kepada latar belakang seorang mufassir,mana kalah ia seorang mufassir dari kelompok Muktazilah, maka ia akan mengedepankan akal dalam menafsirkan al-quran dan berusaha mewarnai pentafsirannya dengan pola piker mazhab yang dianautnya , begitu juga, apabila seorang mufassirnya dari kelompok Khawariz dan Syiah tentunya mereka akan menggunakan metodologi penafsiran dari kelompok mazhab mereka masing-masing .
Adapun pada masa kini, hanya ada beberapa model baru dalam deviasi penafsiran al-quran, dan yang selebihnya adalah hanya pengulangan masa lalu. Menurut hemat penulis, penafsiran al-quran yang menyimpang beberapa dekade sekarang ini seperti" Pluarisme Agama, Sekularisme dan Liberalisme bermuara dan berkumpul pada satu metode" Hermenetika.
Lalu ada apa dengan hermenetika sehingga keberadaannya sangat berbahaya sekali apabila di gunakan dalam menafsirkan al-quran? Konon hermenetika adalah suatu metode penafsiran kaum Nasrani dalam mengkaji dan memahami Bible. Hal ini tentu sangat disayangkan apabila pemahaman hermenetika ini di aplikasihkan kedalam penafsiran al-quran tentu akan berseberangan, karena al-quran telah mempunyai metode dalam menafsirkan sendiri yaitu 4 sehat 5 sempurna yang sebagaimana telah disebutkan di atas. Namun apabila metode hermenetika tetap di paksakan untuk menafsirkan al-quran tentunya kita akan menyamakan al-quran dengan Bible yang telah kita yakini telah terjadi tahrif (perubahan yang disebabkan oleh tangan-tangan manusia ) hal ini tentu sangat berbahaya sekali sebagaimana telah di ungkapkan oleh Prof DR Mudjia Raharjo dalam bukunya " Dasar-dasar Hermeneutika" beliau mangatakan" Menggunakan hermeneutika pada al-quran bisa berimplikasih mensejajarkan al-quran dengan teks-teks buatan manusia yang terbatas. Kemudian Pro DR Hamadi B.Husein, dalam bukunya " Dekonstruksi Pemikiran Islam Liberal " Beliau mengatakan" Secara umum hermeneutika mempunyai 4 tahapan pendekatan dalam menafsirkan suatu teks yaitu"
1. Mencoba mengenali diri penafsirdengan segala latar belakang sosiologis,psiologis dan kultural, agar bias meminimalisasi subyektivitas penafsir.
2. Melihatnya secara histories dan kontekstual.
3. Mencari esensi-esensi ( maqhasid)nya.
4. Menyesuaikan dengan tantangan zaman.
Secara kasat mata 4 tahapan di atas memang bagus, tidak ada yang salah. Namun stelah kita mlihat penafsiran yang di hasilkan oleh metode ini, kta tentunya akan merasa aneh, sepertinya penafsiran ini ada yang salah. Misalnya kaum liberal yang begitu antusiasi sekali dengan penafsiran metode ini beranggapan miras (khamar) tidak lgi haram untuk saat ini, apalagi bagi daerah-daerah yang beriklim dingin, dengan alasan bahwa jazirah Arab beriklim panas. Padahal jelas, bahwa di arab juga ada saatnya beriklim dingin yang jatuh pada bulan 12- 1 -2- dan 3.Contoh lain paling terkini adalah disertasi Abdul Muqsith di UIN Syarif Hidayatulla Jakarta yang berjudul" Argumen Pluralisme Agama " Dalam disertasi ini, si Muqsith menurut hemat penulis terlalu terkesan sembrono dalam menafsirkan haramnya pernikahan dengan orang musyrik pada sutar al- Baqarah ayat 221 adalah bersifat politis, yaitu bahwa pada saat itu kaum musyrikin selalu menyerang Nabi Saw, dan para pengikutnya. Maka pada saat ketegangan antara umat islam dan kaum musyrik telah berakhir, bisa saja konsekuensi hukum yang melarang umat islam menikah dengan orang musyrik bias berubah menjadi di perbolehkan.
Inilah cerminan orang-orang yang tidak memempuni memahami ilmu al-quran dan hadist yang shaheh sehingga jatuh kepada kehinaan dan masuk kepada jurang api neraka jahanam, atau mereka melakukan hal tersebut karena ada dorongan dalam dirinya yang menginginkan legalitas pluralisme agama dengan mengganti hukum-hukum Allah Swt dengan kenikmatan dunia yang semata.




READ MORE - MENJAGA EKISTENSI AL-QURAN

Kamus Bahasa mesir

18‏/02‏/2011 · 0 comments

Mesir merupakan suatu Negara yang kaya akan peradabannya, maka tidak salah kalau mesir tergolong sebuah negara tertua dimuka bumi ini,banyak keanehan serta keajaiban yang aka anda temukan dibumi kinanah tersebut, mulai dari masyarakatnya yang begitu polos, hingga keajaiban dunianya yg begitu menakjubkan, namun itu semua tentunya tidak dapat kita rasakan dan nikmati sebelum kita berintraksi sosial dengan masyarakat sekitar, dan dalam hal ini tentunya kita harus paham akan corak bahasa masyarakatnya,sebagaimana dalam istilah orang bijak" apabila kita ingin menguasai suatu daerah/ Negara maka kuasailah terlebih dahulu bahasanya, so kali ini ane membawa para pembaca untk memahami bahasa mesir,sebelum menginjakan kaki kita dibumi kinanah para anbiya. Selamat menikmati Pedoman Transliterasi
q = ق gh = غ
‘ = ع h =ح
sy = ش â = (alif panjang)
sh = ص û = (wawu panjang)
kh = خ î = (ya panjang)
Daftar Isi
Beberapa Perubahan Dalam Penuturan
Kaidah Dasar
Beberapa contoh percakapan dan kosa kata penting
Beramah-tamah
Bertanya
Butuh Bantuan
Ungkapan Umum
Petunjuk
Tempat-tempat penting
Seputar Duit
Sebutan Orang
Tentang waktu dan Hari
Kata Ganti
Kata Sifat
Tukang
Perabot Rumah
I. PERUBAHAN DALAM PENUTURAN
1. Orang Mesir biasanya menuturkan huruf "ق" dengan "ء".
Contoh: يا بنى قم واقرأ كتابك
Dibaca: Yabni um wa’ra’ kitâba
Artinya: Berdiri dan bacalah bukumu, nak!
2. Orang Mesir melafalkan huruf "ج" dengan “g”.
Contoh: سبحان الله ايه اللى جابك هنا
Dibaca: Subhanallah. Eeh elle gabak hina
Artinya: Ya ampun, gimana ceritanya bisa datang kemari.
3. Huruf "ث" selalu diucapkan dengan "ت".
Contoh: احنا اكثر من ثلاثة
Dibaca: Ihna aktar min talâtah
Artinya: Kita khan tiga orang lebih
4. Biasanya huruf "ظ" biasanya dituturkan dengan huruf "ض"
Contoh: احنا ح نصل الظهر سواء والله
Dibaca: ....الضهر...., dengan menggunakan "ض"
Artinya: Sumpah, kita akan sholat Zuhur bareng.
5. Kadang, "ء" dibunyikan" "ى. Untuk memudahkan pengucapan.
Contoh: يا رئيس انا جاى اه, مش نائم
Dibaca: Ya rayyis ana gay aho, misy nayim
Artinya: Hei Bung, gue datang, nih, nggak tidur.
6. Biasanya huruf "ذ" diucapkan dengan "د".
Contoh: الذهب ذا....كذا
Dibaca: Addahab dah…kida
Artinya: Emas ini, keren, lho
II. KAIDAH DASAR
1. Mengakhiri seluruh kata dengan huruf mati (sukun: __ْ_ ), tanpa memperhatikan kaidah bahasa Arab (al-Nahwu) yang baku. Contoh: عايزك دىالوقت، حالا!
Dibaca: Aizak dil wa’ty. Hâlan!
Artinya: Aku pingin ketemu kamu. Sekarang juga!
2. Menambahkan huruf "ب" pada awal fi’il mudlâri’ = الفعل المضارع)present tense) yang menunjukkan peristiwa yang sedang terjadi.
Contoh: ازى بتفهم الدرس وانت نايم
Dibaca: Izzay bi tifham addars wainta nayim
Artinya: Gimana mo’ paham pelajaran. Tidur terus, sih ente!
3. Meletakkan huruf "حَ" pada awal fi’il mudlâri’ الفعل المضارع) ) yang menunjukkan peristiwa yang akan terjadi (future tense). Ia menggantikan fungsi (makna) huruf "س" atau "سوف" dalam bahasa Arab fushHa. Perlu diingat juga, umumnya huruf awal fi’il mudlâri’ tersebut diucapkan secara samar antara kasrah dan fathah امالة ) (Contoh: حنروح الجامعة بكرة الصبح
Dibaca: Haneruh el gam’ah bukroh essubh
Artinya: Besok pagi kita akan berangkat ke kampus
4. Menambahkan huruf "شْ" (sukun) pada setiap akhir kata kerja/benda yang didahului dengan huruf ما "النافية"
Contoh: ما عنديش فلوس ما أكلتش من امبارح أناDibaca: Ana ma andisy fulûs, ma akaltusy minimbârih
Artinya: Ana gak punya duit, blum makan nih dari kemarin .
II. BEBERAPA CONTOH PERCAKAPAN DAN KOSA KATA PENTING
Beramah-tamah
Halo, hai…Ahlan wa sahlan
اهلا وسهلا
Hai juga
Ahlan bîk
اهلا ك
Pa kabar nih?
Izzayak/ik ?
ازيك ؟
Baik, makasiih
Kwayyis/alhamdulillah
كويس الحمد لله
Aku udah kangen banget ama kamu
Wahesytani âwiy
وحشتنى قوى
Silahkan, tehnya
Itfaddal syai
اتفضل شاى
Aku bahagia banget dgn kedatanganmu
Syarraftana
شرفتنا
Gimana kabarnya?
Zay sihhah
زى صحة
Mampir ke rumah, ya!
Itfaddal ‘indana
اتفضل عندنا
Makaciih banget
Mutasyakkir âwiy
متشاكر قوى
Permisi, boleh nanya nggak?
An iznak, mumkin suâl?
عن اذنك ممكن سؤال؟
Saya nggak paham
Ana misy fâhim
انا مش فاهم
Tolong! (perintah)
law samaht/i ; minfadlak/ik
لو سمحت, من فضلك
Sorry ya
Ana âsif/ asfah
انا آاسف/أاسفة
Selamat tinggal
Ma’assalamah
مع السلامة
Nanya
Siapa sih nama kamu?
Ismak/ik eeh?
اسمك ايه ؟
Bisa bahasa Inggris nggak?
Bititkallim/i Ingglizy?
بتتكلم انكليزى ؟
Yang ini siapa?
Min da/di
من دا/ من ده
Ini apa sih?
Eeh da/di
ايه دا/ايه ده ؟
Itu apaan sih? (banyak)
Eeh duul?
ايه دول ؟
Dimana sih….?
Fein…?
فين ؟
Kapan?
Imta?
امتى ؟
Gimana?
Izzay/ Zay?
ازى/ زى ؟
Berapa harganya?
Bikam?
بكام ؟
Kenapa?
Leeh?
ليه ؟
Yang mana?
Een hey?
اين هى ؟
Ada yang tahu…?
Had yi’rofuh ?
حد يعرفه ؟
Atas dasar apaan?
‘Ala eeh?
على ايه ؟
Dia dari mana?
Huwwa mineen?
هو منين ؟
Kenapa tidak ?
Ommal leeh?
امال ايه ؟
Butuh Bantuan
Toilet dimana?
Fein hammam?
فين حمام ؟
Sekarang
Dilwa’ti
دىالوقت
Rusaak, nggak jalan (peralatan)
‘Athlan/ah; Bayz/ah
عطلان / بويظة
Tolooong...ada maling…!
Ilha’ûni…! Harâmi…!
الحقونى.... حرامى....!
Tolong (minta bantuan)
Sâ’idni
ساعدنىAna laper nih, ada makanan, nggak?
Ana jiî’ân âwiy. Indak to’âm ?
انا جاعان عندك طعام؟
Ungkapan Umum
Iya, He eh
Aiwa; Aah
ايوة ؛ آه
Nggak ah
La’ ; La’a
لا ؛ لاءه
Sorri, ya
Ma’lish
معليشLagi!
Kamân!
كمان
Jangan, gak usah
Balasy
بلاش
Juga
Bardu
برض
Okey, siip
Mâsyi
ماشى
Nggak papa, kok!
Misy musykila
مش مشكلة
Udah, selesai
Kholâs
خلاص
Begini kan?
Mish kida?
مش كدا؟
Nggak mungkin lah!
Mish mumkin!
مش ممكن
Baiklah
Thoyyib, thab
طيب ؛ طب
Omong kosong
Kalam fadi
كلام فاضى
Pas banget, cocok!
Miyyah miyyah
ميه ميه
Lumayan
Nush u Nush
نص و نص
Cukup!
Bass
بس
Dikit dikit
Syuwayya syuwayya
سويا سويا
Sialan, loe!
Yahrab baitak!
يخرب بيتك!
Hei, bangsat!
Yabnal kalb!
يابن الكلب!
Luar (keluar…!)
Barrah (sama)
بره
Dalam (masuk…!)
Guwwah (sama)
جوه
Gratis
Balasy
بلاش
Ssst jangan ribut!
Balasy doosyah!
بلاش دوشة
Cariin…!
Dawwir!
دور
Aku nggak sengaja
Ghasban ‘anniy
غصبا غنى

Tempat
Hittah
حته
Nggak boleh gitcu
Harâm ‘alaik
حرام عليك
Semoga, lah
Yarît
يريت
Kamu harus serius
Syadda halak inta
شد حيلك
Pikir masak-masak
Thawwil bâlak
طول بالك
Petunjuk
Lurus aja
‘Ala tûl
على طول
Kanan
Yamîn
يمين
Kiri
Syimal
شمال

Samping
Gamb
جنب
Depan
‘Uddam
قدام
Belakang
Wara
ورا
Sebelum
Abl
قبل
Setelah
Ba’d
بعد
Deket dengan…
‘Urayyib min
قريب من
Jauh dari…
Ba’îd mîn
بعيد من
Pojok
Zâwiyaah
زاويه

Antara…dan…
Been…wa….
بين ... و ...
Turun di sini, Pak!
Asta, hina kwayyis!
يا عسطا
,هنا كويس
Cepetan!
Bi-sur’ah!
بلسرعة
Jangan ngebut
Bi-syweesy!
با لشويش
Tempat-tempat penting
Masjid
Jâma’, masgid
جامع ؛ مسجد
Airport
Mathâr
مطار
Jembatan layang
Kubri
كبرى
Kedutaan
Sifarah
سفارة
Restoran
Resturan; Mat’am
رستوران ؛ مطعم
Rumah
Beet
بيت
Hotel
Fundu’
فندق
Pasar
Suu’
سوق
Supermarket
Subermarkit
سوبرمركت
Mall
Mûl
مول
Kantor
Maktab
مكتب
Kantor pos
Busta
بسطة
Sekolahan
Madrasah
مدرسة
Jalan
Syâri’
شارع
Stasiun Kereta
Mahattit il-‘atr
محطة القطار
Universitas
Gam’ah
جامعة
Musium
MatHaf
متحف
Wisma Nusantara
Bet Andunisia
بيت اندونيسيا
Warnet
Markaz internit
مركز انترنيت
Warkop
Ma’ha
مقهى
Seputar Duit
Pound Mesir
Gineeh
جنبه
Piester
‘Irsy
قرش
Tiga pond setengah
Talata gineeh u nush
ثلاث جنيه و نصف
Seperempat
Rub’
ربع
Recehan
Fakkah
فكة
Kembalian
Bâ’I
باقى
Ada recehan nggak?
Ma’ak fakkah?
معك فكة ؟
Nggak ada
Mafisy fakkah
مفيش فكة
Aku bokék
Ana mifallis
انا مفلس
Banyak bangeet!
Kitir âwi
كثير قوى
Ah, nggak masuk akal
Mish ma’ûl
مش معقول
Harga pasnya
Akhir kalâm
آخر كلام
Sebutan Orang
Orang-orang
Nâs
ناس
Bapakku (mu), (nya)
Abuya (Abûk), (Abûh) ;
Wâldy,(Waldak),(Waldu)
ابويا (ابوك) (ابوه) ؛
والدى (والدك) (والده)
Ibuku
Mâmty; Waldety
مامتى ؛ والدتى
Suamiku(mu)
Goozy (Goozak)
جوزى (جوزك)
Istrimu
Morâtak
مرأتك
Laki-laki
Ragil
رجل
Perempuan
Sitt
ستى
Anak-anak
Atfal; ‘Iyâl
اطفال ؛ عيال
Anak bayi
Beebi
بيبى
Temenku (mu)
Sahby
صحبى
Kekasihku
Habîbi, Habibty (pr)
حبيبى (حبيتى)
Orang asing
Agnaby/ah
اجنبي /اجنبية
Orang Barat
Khawâga/Khawagâyah
خواجة / خواجية
Profesor
Ustâz/ah
استاذ / استاذة
Dosen
Muhadir
محاضر
Mas, Pak, Om (panggilan basa-basi)
Astho, Afandim, Rayis, Basya
عسطة , افندم , رئيس , باشا
Tentang Waktu dan Hari
Sekarang juga
Dilwa’ti, hâlan
دلوقت حالا
Nanti
Ba’din
بعدين
Hari ini
Innahardah
انهارده
Malam ini
Innaharda bil-Leel
انهارده بالليل
Besok
Bukroh
بكرة
Lusa
Awwilimbârih
اول امبارح
Kemarin
Imbarih
امبارح
Pagi
Is-Subh
الصبح
Sore
Ba’d id-Duhr
بعد الظهر
Pada waktunya
Fil Ma’âd
فى المعاد
Jam 8 Malam
Is-Sâ’ah tamâniah masâ’an
الساعة الثمانية مساء
Jam 5.30
Is-Sâ’ah khamsa u nush
الساعة خمسة و نصف
Lebih awal
Badri
بدرى
Kata Ganti

Saya
Ana
انا
Kamu
Inta/ Inti(pr)
انت / انت
Dia
Huwwa
هو
Dia (pr)
Hiyya
هى
Kami
Ihna
احنا
Kamu (jamak)
Intu
انتو
Mereka
Humma
هما
Ini/Itu
Da(lk) / Di(pr)
ده / ده
Itu (jamak)
Dool
دول
Kata Sifat
Besar
Kibîr/ah
كبير / كبيرة
Kecil
Sughayyar/ah
صغير / صغيرة
Banyak ; lebih banyak
Katiir ; Aktar
كثير ؛ أكثر
Sedikit ; lebih sedikit
Ulaiyil ; A’all
قليل ؛ أقل
Baek/Sehat
Kwayyis; Thayyib
كويس ؛ طيب
Cantik
Gamil; Hilw
جميل ؛ حلو
Jelek
Wihisy; Mish Kwayyis
وحش ؛ مش كويس
Bosen
Mumill
ممل
Penting
Muhimm
مهم
Macet
Zahmah
زحمة
Panjang
Thawîl
طويل
Pendek
Ushayyar
قصير
Gemuk
Tikhin
ثحين
Kurus
Rufayya’
رفيع
Lucu
Mud-Hik
مضحك
Bahagia/seneng
Mabsûth
مبسوط
Tamak
Thammâ’
طماع
Baek hati
Karîm
كريم
Terpercaya
Amîn; Syarîf
امين ؛ شريف
Panas / Dingin (cuaca)
Hâr / Bardan
حار / بردان
Air Panas
Moyya Sukhnah
ميا سخنة
Air Dingin
Moyya Sâ’ah
ميا ساقعة
Pedas
Harrâ’ah; Hâmi/Hamyah
حراقة ؛ حامى / حامية
Sakit
‘Ayân; Marîd
عيان ؛ مريض
Sopan
Mu’addab
مؤدب
Aneh
Gharîb
غريب
Mengerikan
Fazî’
فظيع
Capek
Ta’bân
تعبان
Gede banget
Hâyyil/Haylah
هايل / هايلة
Tukang
Tukang Cukur
Hallâ’
حلاق
Tukang Kayu
Naggâr
نجار
Penjaga Apartemen
Bawwâb
بواب
Tukang Jahit
Khayyât
خياط
Sopir
Sawwâ’
سواق
Tukang Listrik
Kahrubâi
كهربائى
Tukang Kebun
Gineeni
جنينى
Tukang Pos
Bustâgi
بوسطاجى
Tukang Ledeng
Sabbâk
سباك
Tukang Masak
Thabbah
طباخ
Petani
Fallâh
فلاح
Pelaut
Mallâh
ملاح
Jagal (jual daging)
Gazzâr
جزار
Perabot Rumah
Ranjang
Sirîr
سرير
Selimut
Bathâniya
بطانية
Lemari
Dulâb
دولاب
Tirai
Sitâra
ستارة
Lampu
Lamba
لمبة
Cermin
Mirâya
مراية
Bantal Tidur
Mikhadda
مخدة
Bantal Sofa
Khudadiya
خدادية
Seprai
Milâya
ملاية
Rak
Raf
رف
Kursi Sofa
Kanaba
كنابة
Meja
Tarabeza
ترابزة
AC
Mukayyif
مكيف
Bak Air
Banyu
بانيو
Kamar Tidur
Odit nom
عوضة النوم
Kamar
Oda
عوضة
Lift
Mash’ad
مصعد ؛
Kran Air
Hanafiya
حنغية
Lantai
Ardh
ارض
Pemanas Ruangan
Deffâye
دفاية
Oven
Furn
فرن
Shower
Dusy
دش
Westafel
Houd
حوض
Toilet
Twalit
تواليت
Tangga
Sillim
سلم
Kompor Gas
Butagas
بوتاغاز
Pemanas Air
Sakhâna
سخانة
Mesin Cuci
Ghassala
غسالة
Jendela
Syubbak
شباك
Skakel
Muftâh Nûr
مفتاح النور
Handuk
Fûta
فوطة
Tabung Gas
Ambûba
امبوبة
Mobil
Arabiyya
عربية
Pipa
Mawasir
مواسير
Karpet
Saggâd
سجاد
Vacuum cleaner
Miknasah kahrobâiyyah
مكنسة كهربائية
Kipas angin
Morwahah
مروحة
READ MORE - Kamus Bahasa mesir

TAFSIR DI MASA TABI'IN

· 1 comments

PROLOG.
Setelah berakhirnya tafsir dimasa Sahabat maka berlanjut penafsiran Al-qur’an dimasa Tabiin, mereka banyak menyandarkan pemahamannya dari apa yang telah mereka ketahui ma’na ayat tersebut, melalui riwayat para Sahabat, yang bersumber dari Rasulallah atau dari penafsiran Sahabat itu sendiri, bahkan adakalahnya mengambi dari apa yang telah datang dari Ahlul kitab atau Allah membukakan hati mereka terhadap pemahaman ayat-ayatnya melalui jalan ijtihad dan meneliti serta mengkaji langsung ma’na ayat Al-qur’an tersebutSehingga pada masa Tabiin ini kita banyak mendapatkan tafsir dengan metode ijtihad dan ra’yu. Di karenakan dimasa Sahabat mereka hanya menafsirkan sebagian ayat al-qur’an yang sulit untuk dipamahi dimasa itu, sehingga datang dimasa Tabiin kebutuhan akan tafsir jauh lebih meningkat dikarenakan semakin luasnya daerah kekuasaan islam serta banyaknya orang non arab yang berbondong-bondong memeluk agama Islam sehingga mengimplementasikan kebutuhan akan tafsir jahu lebih besar dimasa tabiin

PENGAJAR TAFSIR DIMASA TABIIN.

Setelah meninggalnya Rasulallah yang kemudian estapet kepemimpinan diserahkan kepada Khalifah rasydhin menjadikan daerah kekuasa Islam meluas sehingga memaksa para Sahabat berhijrah guna mengajarkan hakikat Islam yang sebenar-benarnya kepada masyarakat luas, maka di sini kita akan mendapatkan Madrasah, Sekola serta Mazhab-Mazhab yang mengkaji Islam secara luas yang dibawahi oleh para Sahabat sehingga menjadi landasan terbentukya para Tabiin yang paham akan ayat-ayat Al-qur’an dengan bimbingan serta arahan para Sahabat Rasulallah, selain itu kita juga akan mendapatkan Madrasah yang terkenal yang mengkaji Al-qur’an pada waktu itu seperti :
Madrasah tafsir di Mekah yang dikepalai oleh Abdullah bin Abbas.
Imam Suyuthy mengutip pendapat Ibnu Taimiyah, bahwa berkata: "Orang yang paling pandai tentang tafsir adalah orang-orang Makkah yaitu Abdullah bin Abbas".yang telah membentuk seorang Tabi’in yang handal dalam masalah tafsir seperti:, Mujahid bin Jabar, Ikrimah Maula Ibnu Abbas, Thawus bin Kaisan Al- Yamany, dan Atha bin Aby Rabbah, Said Bin Juber Di bawah ini kami tuliskan otobiografi ringkas tentang kehidupan ulama-ulama tadi.



a. Mujahid bin Jabar

Mujahid dilahirkan pada tahun 21 Hijrah dan meninggal pada tahun 103 Hijrah. Nama lengkapnya Mujahid bin Jabar yang bergelar Abu Hajjaj Al-Makky. Ia seorang ulama yang terkenal dalam tafsir. Adz-Dzahaby mengatakan: "Ia adalah guru ahli baca Al-Qur'an dan ahli tafsir yang tidak diragukan. Ia mengambil tafsir qur'an dari Ibnu Abbas". Ia salah seorang murid Ibnu Abbas yang paling hebat dan yang paling dipercaya untuk meriwayatkan tafsir. Oleh karenanya, Imam Bukhari banyak berpegang pada tafsirnya, sebagaimana halnya ahli-ahli tafsir yang lain, mereka juga banyak berpegang atas riwayatnya. Ia sering mengadakan perjalanan kemudian menetap di Kufah. Bila ada hal yang mengagumkan dia, maka ia pergi dan menyelidikinya.

Mujahid belajar Tafsir Kitabullah Al-Qur'an dari gurunya, Ibnu Abbas dengan cara membacakannya pada Ibnu Abbas dengan penuh pemahaman, penghayatan dan penelitian pada setiap ayat Al-Qur'an, kemudian Mujahid menanyakan artinya dan penjelasan rahasia-rahasianya.

Imam Al-Fudhail bin Maimun meriwayatkan dari Mujahid bahwa ia berkata: "Aku pernah menyodorkan Al-Qur'an kepada Ibnu Abbas sebanyak tiga kali, dimana pada setiap ayat aku berhenti sambil menanyakan: "Dalam hal apa ayat itu diturunkan dan bagaimana ayat tersebut diturunkan?"

Pertanyaan yang diajukan Mujahid kepada gurunya itu semata-mata hanya untuk minta penjelasan Al-Qur'an, mengetahui rahasia-rahasianya dan memahami hikmah-hikmah serta hukum-hukumnya. Sehubungan dengan itu Imam Nawawi berkata: "Apabila datang kepadamu tafsir dari Mujahid maka cukuplah untukmu". Artinya tafsir itu sudah cukup, tidak perlu lagi tafsir yang lain apabila perawinya Imam Mujahid.

b. Atha bin Aby Rabbah

Ia dilahirkan pada tahun 27 Hijrah dan wafat pada tahun 114 Hijrah. Ia hidup di Makkah sebagai ahli fatwa dan ahli hadits bagi penduduknya. Ia seorang Tabi'in yang tergolong tokoh-tokoh ahli fiqh. Ia sangat percaya dan mantap kepada riwayat Ibnu Abbas.

Imam besar Abu Hanifah An-Nu'man berkata: "Aku belum pernah jumpa dengan seorang yang lebih utama daripada Imam 'Atha' bin Aby Rabbah". Qatadah mengatakan: "Tabi'in yang paling pandai itu ada empat, yaitu: 'Atha' bin Aby Rabbah seorang yang paling pandai tentang manasik, Sa'id bin Jubair orang yang paling pandai tentang tafsir dan seterusnya", Ia meninggal dunia di kota Makkah dan dikebumikan juga di kota itu dalam usia 47 tahun.






c. Ikrimah Maula Ibnu Abbas

Ia lahir pada tahun 25 Hijrah dan wafat pada tahun 105 Hijrah. Imam Syafi'i pernah mengatakan tentang dia: "Tidak ada seorangpun yang lebih pintar perihal Kitabullah daripada Ikrimah", ia adalah maula (hamba) Ibnu Abbas r.a. ia menerima ilmunya langsung dari Ibnu Abbas, begitu juga Al-Qur'an dan Sunnah", ia mengatakan: "Aku telah menafsirkan isi lembaran-lembaran mushhaf dan segala sesuatu yang aku bicarakan tentang Al-Qur'an, semuanya dari Ibnu Abbas".
Tentang otobiografinya dalam kitab Al-I'lam disebutkan sebagai berikut: "Ikrimah bin Abdullah Al-Barbary Al-Madany, Abu Abdillah seorang hamba Abdul1ah bin Abbas, adalah Tabi'in yang paling pandai tentang tafsir dan kisah-kisah peperangan, ia sering merantau ke negara-negara luar. Diantara tiga ratus orang yang meriwayatkan tafsir daripadanya tujuh puluh lebih adalah golongan tabi'in. Ia pernah juga ke Maghrib untuk mengambil ilmu dari penduduknya kemudian ia kembali ke Madinah Al-Munawwarah. Setelab ia kembali di Madinah ia dicari Amirnya, tetapi ia menghilang sampai mati.
Kewafatannya di kota Madinah bersamaan dengan kewafatan seorang penyair tenar Kutsayyir Azzah dalam hari yang sama, sehingga dikatakan orang: "Seorang ilmiawan dan seorang penyair meninggal dunia".

d. Thawus bin Kaisan Al-Yamany

Ia dilahirkan pada tahun 33 Hijrah dan wafat pada tahun 106 Hijrah, ia terkenal sebagai penafsir Al-Qur'an. Kemahirannya menunjukkan tentang hafalan, kecerdasan, dan ketakwaannya serta jauh dari keduniawian, dan ahli islah, ia menjumpai sekitar lima puluh orang sahabat. Banyak orang-orang yang menerima ilmu pengetahuan daripadanya, ia seorang ahli ibadah serta tidak terpengaruh pada dunia. Dituturkan orang ia menunaikan ibadah haji di tanah haram sebanyak empat puluh kali. Kalau ia berdo'a selalu dikabul, sehingga Ibnu Abbas pernah berkata: "Aku menduga Thawus adalah ahli surga".

Dalam kitab Al-I'lam disebutkan tentang otobiografinya sebagai berikut: "Thawus bin Kaisan Al-Khulany Al-Hamdany Abu Abdirrahman adalah tergolong Tabi'in yang sangat besar tentang pengetahuan agamanya, riwayat haditsnya, kesederhanaan hidupnya dan keberaniannya memberi nasihat kepada khalifah-khalifah dan raja-raja. Beliau berasal dari Persia sedang tempat kelahiran dan kedewasannya adalah Yaman. Ia wafat pada waktu menjalankan ibadah haji di Muzdalifah, yang ketika itu seorang hhalifah Hisyam bin Abdul Malik sedang menunaikan haji juga, lalu beliau menyembahyangkannya.

Ia enggan mendekati Raja-raja dan Amir-amir, Ibnu Taimiyah mengatakan: "Orang yang selalu menjauhi Sultan itu ada tiga yaitu, Abu Dzar, Thawus dan Ats-Tsaury".




Sedangkan Madrasah tafsir di Madinah dikepalai oleh Abi Bin kab yang mempunyai murid: Zaid bin Aslam, Abu Aliyah dan Muhammad bin Kab Qurjiy mereka yang langsung mengambil ilmu tafsir dari Abi.
Adapun Madrasah tafsir yang terletak di Irak dikepalai oleh Abdullah bin Mas’ud yang banyak menggunakan tafsir dengan ra’yu dan ijtihad dalam metode menafsirkan al-qur’an sehingga menjadikan mereka ahli ra’yu dan ijtihad, adapun murid-murid beliau;
Alqomah bin Kues, Masruk, Al- Aswad bin Yazid, Murotul Hamdani, Amiru Syaby, Al- Hasan Al- Basory, Qotadah
NILAI TAFSIR MA’TSUR TABI’IN.
Setelah kita membahas Madrasah tafsir dan orang-orang yang berkecimbung di bidang tersebbut sekarang kita beranjak kepada nilai tafsir ma’sur dari Tabi’in menurut kaca mata ulama Islam’’ para ulama banyak berbeda pendapat dalam menyikapi tafsir Tabi’in yang perkataan mereka tidak dilandasi dengan hadist dari Rasulallah ataupun Sahabat.
Maka disini Imam Ahmad memberiskan dua gambaran yang pertama “menerima dan yang kedua “menolak tafsir Tabi’in menurut Ibnu Aqil yang diceritakan dari Sa’bah dengan dalil”
1. Bahwa Tabiin tidak mendengar dari Rasulallah maka tidak mungkin dapat disamakan tafsir mereka dengan tafsirntya sahabat yang mendengar Rasulallah secara langsung.
2. Mereka tidak menyaksikan secara langsung pembacaan dan keberadaan turunya Al-qur’an maka bisa saja pendapat mereka salah dalam memahami maksud Al qur’an dan menyangka yang bukan dari dalilnya menjadikan dalilnya. Maka dari sini tafsir Tabiin tidak bisa dijadikan nas yang qat’i kebenarannya, berbedah dengan penafsiran Sahabat. Sebagaimana yang dinukilkan oleh Abu Hanifah” Apa-apa yang datang dari Rasulallah maka aku tunduk dan patuh terhadapnya, dan apa-apa yang datang dari Sahabat maka kita bisa memilihnya, dan apa-apa yang datang darI Tabiin mereka adalah lelaki dan kita juga lelaki.
Namun demikian, ada juga sebagian ulama yang mengambil serta menjadikan perkataan Tabiin sebagai salah satu dalil dalam tafsir mereka dengan alas an, karena sebagian besar para Tabiin belajar tafsir dari Sahabat seperti” Mujahid, Said bin Juber beliau belajar tafsir dengan ahlinya pada jaman Sahabat yaitu Abdullah bin Abbas.
Sedangkan menurut Ustadz Az-Zarqany dalam kitabnya Manahilul Irfan menyebutkan dengan kata-kata yang begitu baik tentang tafsir dengan ma'tsur setelah beliau mengemukakan kutipan dari Imam Ahmad ra., dan Ibnu Taimiyah. Beliau berkata: "Pendapat yang paling adil dalam hal ini ialah bahwa tafsir dengan ma'tsur itu ada dua macam:
Pertama: Tafsir yang dalil-dalilnya memenuhi persyaratan shahih dan diterima. Tafsir yang demikian tidak layak untuk ditolak oleh siapapun, tidaklah dibenarkan untuk mengabaikan dan melupakannya. Tidak benar kalau dikatakan bahwa tafsir yang demikian itu tidak bisa dipakai untuk memahami Al-Qur'an bahkan kebalikannya, tafsir tersebut adalah sarana yang kuat untuk mengambil petunjuk dari Al-Qur'an.





Kedua: Tafsir yang dalil sumbernya tidak shahih karena beberapa faktor maka tafsir yang demikian harus ditolak dan tidak boleh diterima serta tidak patut untuk dipelajari (ditekuni). Kebanyakan ahli tafsir yang waspada seperti Ibnu Katsir selalu meneliti/memperhatikan sampai dimana kebenarannya yang mereka kutip dan kemudian membuangnya yang tidak benar atau dha'if.
Sedangkan menurut Ustadz Muhammad Husen Adzhabi” Bahwasanya perkataan Tabiin didalam tafsir tidak wajib untuk diambil manjadi dalil, kecuali apabila tidak ada bidang ra’yu didalamnya, maka kita boleh mengambilnya menjadi sebuah dalil jikalau tidak ada keraguan didalamnya, namun apabila terdapat keraguan didalamnya seperti mereka mengambil dari Ahli kitab, maka hal tersebut kita tinggalkan dan jangan menyandarkan diri padanya, namun apabila hal tersebut keputusan hasil musyawarahnya para Tabiin dengan menggunakan ra’yu mereka, maka wajib bagi kita untuk menjadikannya dalil dan jangan menyandarkan pendapat kita kepada yang lain.

KARAKTERISTIK TAFSIR DIMASA TABIIN.

1. Terkontiminasinya tafsir dimasa ini, dengan masuknya Israiliat dan Nasraniyat, yang bertentangan dengan 'aqidah Islamiyah. Yang dibawa masuk ke dalam kalangan umat Islam dari kelompok Islam yang dahulunya Ahli kitab seperti Abdullah bin Salam, Ka'ab Ahbar, Abdul Malik bin Abdul Ajiz ibnu Jariz.
2. Tafsir pada jaman dahulu senantiasa terpelihara dengan metode talaki dan riwayat akan tetapi pada jaman Tabi’in metode dalam periwayatannya dengan metode globalsehingga tidak sama aseperti dijaman Rasulallah dan Sahabat.
3. Munculnya benih-benih perbedaan mazhab pada masa ini, sehingga implikasi sebagian tafsir digunakan untuk keperluan mazhab mereka masing-masing.sehingga tidak diragukan lagi ini akan membawa dampak bagi tafsir itu sendiri.seperti Hasan Al-basari
telah menafsirkan Al-qur’an dengan menetapkan qadar dan mengkafirkan orang yang mendustainya.
4.Banyaknya perbedaan pendapat dikalangan para Tabiin didalam masalah tafsir.walaupun terdapat pula dijaman sahabat namun tidak begitu banyak seperti dijaman Tabi’in

Mungkin hanya ini yang bisa penulis sajikan dalam kajian mingguan, tentunya dalam penyajian tulisan ini mungkin banyak kekurangan serta kesalahan dalam tata cara penerjemahan dan penulisan yang baik, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dikemudian hari menjadi lebih baik lagi amin.
READ MORE - TAFSIR DI MASA TABI'IN

BAHAYA ROKOK

· 0 comments

Dalam hidup, manusia sering sekali mendapatkan permasalahan-permasalahan dalam kesehariannya ,baik dari segi hobi, keinginan atau kecenderungan ( ketergatungan ) dengan sesuatu yang dapat merugikan dirinya bahkan orang lain yang berada di sekitarnya, ini tidak bisa di pungkiri di jaman dewasa ini satu contoh kebiasaan sebagian pria dan wanita adalah meroko yang sukar untuk di hentikan kecuali dengan keinginan yang kuat dalam dirinya sehingga dapat untuk menghentikan kebiasaan meroko Melarang merokok memang dlematis sekali di negara berkembang ini, karena ini sudah mencakup bermacam kepentingan. Kepentingan pemerintah atas cukai, petani tembakau, pekerja pabrik roko, agen pembuat iklan rokok, dan tentu saja perokok. Melarang apalagi membuat fatwa haram bukanlah solusi. Ini tak bisa dihentikan hanya dalam hitungan hari. Menghentikan tak mungkin, mengurangi mungkin. Kampanye persuasif dan terus-menerus yang bisa dilakukan.
Sejarah rokok :
Mungkin sebagaian dari kita tidak mengetahui sejarah timbulnya rokok yang selama ini yang telah membuat kepanikan di kalangan masyarakat luas. Maka dari itu penulis mencoba menukil sebagian sejarah timbulnya rokok,
Sebagian orang mengklim bahwa rokok timbul dari sebuah Negara yang menganut atau mempunyai musim tropis seperti Indonesia, China dan lain sebagainya yang telah banyak menumbuhkan berbagai macam tembakau yang berkwalitas untuk di jadikan rokok yang terbaik, karena keberadaan rokok itu sendiri telah ada sebelum tahun 1500 oleh orang-orang terdahulu dengan cara mengisap kayu atau daun-daunan baik daun tembakau atau lainnya. Namun pada tahun 1500 san ketika bangsa Eropa melihat penduduk asli Amerika menghisap tembakau yang dibakar dalam pipa. Hingga tahun 1940-an manusia menganggap rokok tidak berbahaya. Tahun 1962 pemerintah AS menunjuk 10 ilmuwan terkemuka untuk meneliti bahaya rokok. Tahun 1964 kesimpulannya dimuat di Laporan Surgeon General
yang menyatakan bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan dan meminta pemerintah melakukan tindakan. Pada tahun 1965 penggunaan rokok turun 40% sejak diterbitkannya laporan tersebut (MS Encarta).
Kemudian timbul lah sebuah ungkapan bahwa perokok itu jantan adalah mitos ciptaan iklan. Perokok dikesankan seolah-olah maco, gagah, pemberani, dan kuat. Ini terbukti terbalik dengan kenyataan. Perokok itu merusak kesehatan. Kalau mereka yang merokok merasa sehat dan kuat, apalagi kalau tidak merokok. Memang kalau merokok itu merupakan kenikmatan bagi sang pecandu, namun membawa celaka di setiap sedutan, yang tidak di sadari dalam waktu yang amat singkat namun membawa dampak negatif di waktu yang akan datang
Akar di haramkannya rokok bagi tubuh manusia :
kesehatan jasmani dan rohani adalah sesuatu yang mahal dalam hidup ini. dan islam menganjurkan untuk menjaganya sebaik mungkin dari hal-hal yang dapat merusak kesehatan tubuh kita baik dari segi makanan atau minuman karena akal yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat, Islam adalah agama rahmatan lil alamin, dan salah satu rahmatnya, islam menganjurkan untuk mencerna yang baik untuk tubuh kita, sebagaimana firman Allah S.W.T dalam al-qur'an surat Al-maa'idah ayat 88: Maka makanlah makanan yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.
sedangkan rokok salah satu yang di haramkan dalam islam karena zatnya yang banyak mengandung madhorot dari pada maslahatnya, dan salah satu madhorotnya ia mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen, dan setidaknya 200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida.
• Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru.
• Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen, dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan.
• Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.
Ini adalah sebagain besar dari dampak negatif rokok yang akan diderita oleh sang perokok bukan lagi dari segi harga rokok yang mahal, akan sangat memberatkan orang yang tergolong miskin, sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan dirinya bahkan keluarganya sering dialihkan untuk membeli rokok. Rokok dengan merk terkenal biasanya dimiliki oleh perusahaan rokok asing yang berasal dari luar negeri, sehingga uang yang dibelanjakan perokok sebagaian akan lari ke luar negeri yang mengurangi devisa negara. Bukan hanya itu sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok untuk merokok agar merasakan penderitaan yang sama dengannya, yaitu terjebak dalam ketagihan asap rokok yang jahat. Sebagian perokok juga ada yang secara sengaja merokok di tempat umum agar asap rokok yang dihembuskan dapat terhirup orang lain, sehingga orang lain akan terkena penyakit kanker. Sunggu kejihnya orang yang merokok seandainya dia mengetahui bahwa perbuatannya akan membehayakan orang-orang di sekitarya bahkan orang yang ia cintaipun akan terkena dari dampak perbuatannya tersebut. Maka dari itu islam melarang dan mengharamkan kegiatan yang dapat merusak tubuh sendiri dan orang lain. Sedangkan rokok dapat dikategorikan sebagai benda atau barang haram yang harus dihindari dan dijauhi sejauh mungkin. Sang perokok mungkin akan memiliki persepsi yang berbeda dalam hal ini.walaupun argument mereka tidak mempunyai landasan hokum serta akankebenaran diperbolehkannya rokok.

READ MORE - BAHAYA ROKOK

About Me

صورتي
Hi Guys.. Salam kenal dari ane. Orang Misterius yang telah hadir di tengah-tengah kehidupan kalian, pada hari senin tepatnya di daerah Bekasi, dengan hobi engga betah tinggal dirumah, serta lebih suka makan di rumah orang lain hehe. Adapun hal yang paling di benci dlm hdup menunggu sesuatu yang g pasti dan duduk berdampingan dgn org yg merokok.

Discus With Me

Silaturahmi

  
 
Top

PESONA MESIR | Copyright © 2011 All right reserved.
Black Eleganisme Blogger Template | Designed By Serba Blog